kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Regulator memperketat pengawasan di multifinance


Jumat, 16 Agustus 2013 / 08:44 WIB
Regulator memperketat pengawasan di multifinance
ILUSTRASI. Nickel sheets at Kola Mining and Metallurgical Company in Monchegorsk in Murmansk Region, Russia February 25, 2021. REUTERS/Evgenia Novozhenina


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengetatan aturan uang muka atau down payment (DP) untuk membeli kendaraan bermotor sudah berjalan sejak tahun lalu. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap memeriksa kemungkinan adanya perusahaan multifinance yang menyiasati aturan.

Aturan tersebut mengharuskan calon pembeli membayar DP 20% untuk pembiayaan sepeda motor dan uang muka 25% jika ingin membeli mobil. Akibatnya, pembiayaan kendaraan bermotor di perusahaan multifinance melambat sejak aturan ini berlaku.

OJK mengaku mendapatkan laporan bahwa ada perusahaan multifinance yang menyiasati aturan ini. Sehingga calon pembeli tetap ringan membayar DP. Itu sebabnya regulator kini sedang memelototi industri multifinance. "Kami sedang periksa multifinance yang melakukan modus pengembalian untuk DP sehingga mengurangi maksud aturan," kata Muliaman D Hadad, Dewan Komisioner OJK pada Kamis (15/8).

Kerjasama ini melibatkan Bank Indonesia (BI) untuk membantu pengawasan pada bank yang memiliki anak usaha multifinance. OJK menyayangkan jika praktik tersebut terjadi di lapangan. Muliaman mengaku, belum memastikan jatidiri perusahaan multifinance yangmelakukan praktik ini.

Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Industri Keuangan Non Bank II OJK, mengatakan, regulator telah menurunkan tim untuk mengecek kebenaran kabar itu di lapangan. Tak hanya mengandalkan laporan, tim ini juga melakukan survei di lapangan. "Jika terbukti benar, perusahaan itu akan langsung diberikan surat peringatan," terang Dumoly.

Regulator memberlakukan aturan ini dengan tujuan menjaga kesehatan perusahaan agar tidak mengalami risiko ketika kondisi ekonomi atau keuangan perusahaan memburuk. Kondisi perusahaan yang sehat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada multifinance. Di sisi lain, pembiayaan juga mengucur pada debitur yang layak menerimanya.

Sri Wahyuni Widodo, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, mengatakan, umumnya pengaduan yang datang ke OJK adalah penarikan kendaraan yang umumnya tidak diterima oleh konsumen.

Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK mencatat, hingga Agustus 2013, ada 2.779 pengaduan ke call center OJK. Dari total 381 pengaduan, sekitar 236 aduan berasal dari industri keuangan non bank (IKNB) yang didominasi aduan asuransi dan multifinance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×