Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan perbaikan rasio kredit bermasalah alias non performing loan dari 3,01% per September 2018 menjadi 2,53% di akhir September 2019.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan pencapaian tersebut merupakan posisi paling rendah sejak kuartal III 2015 silam. Memang, bila merujuk pada data historis angka NPL tertinggi Bank Mandiri yakni pada kuartal IV 2019 lalu yang mencapai 4%.
Baca Juga: Laba Bank Mandiri naik dua digit jadi Rp 20,3 triliun di kuartal III, ini resepnya
Sejak periode tersebut, tingkat NPL perseroan memang terus mengalami penurunan. "Perbaikan ini berjalan sesuai rencana kami dan bagus. Artinya angka NPL ini sudah kembali ke periode 2015," terangnya di Jakarta, Senin (28/10).
Perbaikan dari sisi NPL tersebut tentunya berdampak positif pada biaya kredit alias cost of credit (CoC) perseroan. Tercatat per September 2019 CoC Bank Mandiri turun sebanyak 26 basis poin (bps) menjadi 1,48.
Meski begitu, bank bersandi saham BMRI (anggota indeks Kompas100) ini tetap menjaga kualitas kredit dengan meningkatkan coverage ratio sebesar 15,27% menjadi 152,23% per September 2019.
Secara terpisah, Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan bahwa pihaknya memang sudah mengurangi portofolio dengan risiko tinggi dan beralih ke segmen dengan risiko rendah.
Hal ini terbukti dari pertumbuhan negatif di segmen kredit komersial dalam tiga tahun terakhir. Perbaikan kualitas kredit ini masih akan dilakukan oleh perseroan sampai akhir tahun.
Baca Juga: Laju penyaluran KPR di sejumlah bank melempem hingga kuartal III 2019 ini
Setidaknya, sampai penghujung 2019 NPL Bank Mandiri bakal bisa dijaga di kisaran 2,4%. Setelah itu, di tahun 2020 Bank Mandiri baru akan mulai menyalurkan kredit secara selektif ke beberapa segmen besar kembali seperti komersial.
"Kami bisa mulai masuk lagi ke komersial, setelah pertumbuhan negatif selama tiga tahun. Tahun depan bisa tumbuh 4%-5% untuk komersial," singkatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News