Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk memproyeksi langkah Bank Indonesia (BI) yang akan merelaksasi penghitungan likuiditas menjadi financing to funding ratio FFR diproyeksi bisa meningkatkan permintaan surat utang korporasi.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP bilang dengan relaksasi BI tersebut diproyeksi akan merubah strategi penempatan dana di bank.
"Kami memang membuka kemungkinan penempatan yang lebih tinggi dalam bentuk surat utang korporasi," kata Parwati kepada KONTAN, Rabu (4/10).
Saat ini menurut Parwati, komposisi penempatan surat utang korporasi masih jauh di bawah penempatan dalam surat utang negara dan instrumen moneter BI.
Selain itu, saat ini, loan to financing ratio (LFR) OCBC NISP juga masih ada di batas bawah. Untuk mengelola likuditas, bank akan mengutamakan pembelian surat berharga yang likuid. Hal ini diharapkan bisa memudahkan konversi ketika ada kebutuhan likuiditas.
Sampai Agustus 2017, tercatat penempatan dana OCBC NISP disurat berharga sebesar Rp 25,5 triliun atau turun 8,03% secara tahunan atau year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News