Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mematangkan rencana untuk melakukan relaksasi likuiditas. Nantinya rasio likuiditas yang sudah ada saat ini yaitu loan to funding ratio (LFR) akan diubah menjadi financing to funding ratio (FFR).
Agus Martowardojo Gubernur BI bilang FFR ini nantinya akan memasukkan obligasi yang diterbitkan di pasar modal untuk masuk sebagai komponen pembiayaan.
"Kami akan atur nantinya berapa besaran obligasi yang bisa masuk ke dalam komponen pembiayaan," kata Agus ketika ditemui, Jumat (29/9).
Nantinya besaran obligasi yang bisa masuk ke dalam pembiayaan dihitung dalam besaran rasio tertentu dari total kredit perbankan. Selain itu menurut Agus, nantinya obligasi korporasi yang bisa masuk pembiayaan ini harus mendapatkan kriteria rating tertentu.
Dengan beberapa batasan ini diharapkan nantinya risiko persaingan antara penerbitan obligasi korporasi dengan kredit perbankan bisa diminimalisir.
BI bilang relaksasi FFR ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan. Hal ini karena selama ini BI menilai penyaluran kredit perbankan masih terbatas.
Selain itu, pembelian obligasi oleh bank cukup masif yaitu lebih dari 50% dari total penerbitan obligasi korporasi yaitu Rp 190 triliun.
Dengan relaksasi ini, bank bisa memiliki opsi untuk membeli obligasi korporasi jika permintaan kredit masih pelan. Hal ini bisa membuat bank bergairah untuk melakukan ekspansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News