Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah menilai aksi penetapan bank jangkar, terutama bagi bank Himbara ini sejatinya cukup riskan dan bakal menambah beban risiko. Jika kemudian dana yang disalurkan bermasalah, maka bank jangkar yang mesti bertanggung jawab.
Tak cuma dari ekonom, sejumlah bankir pun sejatinya kurang sepakat dengan rencana ini. Direktur Utama PT Bank Mayapda Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi misalnya, menyatakan rencaa ini bisa menimbulkan persaingan yang tidak sehat
Baca Juga: Meski bisnis tertekan, industri multifinance tak minta keringanan iuran OJK
“Akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Jika kemudian yang dipilih menjadi bank jangkar hanya bank baik, apa bank yang lain buruk, dikotomi seperti ini juga bisa menimbulkan salah persepsi di pasar,” ungkapnya.
Sementara Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja menilai saat ini sejumlah stimulus likuiditas dari Bank Indonesia sejatinya sudah cukup bagi perbankan. Lagipula konsep bank jangkar ini sejatinya bakal sulit dilaksanakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News