kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Repo dan PUAB sepi, bank pilih koleksi SBN


Rabu, 17 Juni 2020 / 19:03 WIB
Repo dan PUAB sepi, bank pilih koleksi SBN
ILUSTRASI. Suasana transaksi keuangan di Bank BTN Jakarta, Selasa (19/5). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. akan menyalurkan Subsidi Selisih Bunga (SSB) untuk kredit rumah murah sebanyak 146.000 unit./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/19/05/2020


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum menghadapi tantangan likuiditas selama pandemi, perbankan belum mengoptimalkan pencarian dan via pasar uang baik antar bank maupun dengan Bank Indonesia dengan repo. Sebaliknya, koleksi surat berharga negara (SBN) justru makin tinggi.

Merujuk catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), per 15 Juni 2020 kepemilikan SBN oleh perbankan telah mencapai nilai Rp 1.000,25 triliun dengan komposisi 32,60%. Nilai tersebut meningkat hingga 61,57% dibandingkan awal tahun senilai Rp 622,2 triliun dengan porsi 22,63% terhadap total SBN beredar.

Baca Juga: Meski bisnis tertekan corona, multifinance klaim siap bayar obligasi jatuh tempo

Sedangkan dari catatan Bank Indonesia, nilai rata-rata transaksi PUAB per April pada seluruh tenor senilai Rp 9,21 triliun, sedangkan pasar uang antar bank syariah (PUAS) Rp 298 miliar. Nilai tersebut dalam tren penurunan jika dibandingkan akhir tahun lalu, transaksi PUAB senilai Rp 17,59 triliun, sedangkan PUAS sebesar Rp 1,08 triliun.

Tren penurunan juga terjadi pada transaksi repo, per April bank sentral mencatat nilai transaksi rata-rata pada seluruh tenor Rp 354 miliar. Sedangkan nilai pada akhir tahun lalu Rp 976 miliar.

Direktur Finance, Planning, & Treasury PT Bank Tabungan NEgara Tbk (BBTN) Nixon LP Napitupulu bilang sepinya transaksi PUAB maupun repo terjadi lantaran selama pandemi, ekspansi perbankan sejatinya terbatas.

“Ekspansi kredit sejauh ini menurun, sehingga kebutuhan likuiditas perbankan saat ini juga lebih longgar dibandingkan situasi normal,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6).

Baca Juga: Investor asing tempatkan dana Rp 4,68 triliun di fintech lending Indonesia

Di sisi lain, Nixon juga bilang stimulus dari Bank Indonesia terkait giro wajib minimum (GWM) juga membuat likuiditas di pasar buat perbankan juga menjadi lebih baik.

Sebagai catatan, sepanjang 2020 bank sentral telah memangkas rasio GWM hingga menjadi 3,5% kini. Pun sejak bank sentral turut memberikan bunga atas penempatan giro tersebut sebesar 1,5%.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×