Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Muamalat sepertinya tidak kekurangan akal untuk meningkatkan kinerja. Setelah pada semester pertama lalu, kinerja perusahaan tidak optimal yang ditunjukkan dengan laba bersih dan pembiayaan mengalami penurunan. pada semester dua ini perusahaan berusaha memacu kinerja.
Vice President FI & International Banking Division Bank Muamalat Afrid Wibisono mengatakan bahwa pada 2015 ini, bank akan memacu bisnis fee based. Nah, selain remittance, tercatat dua bisnis yaitu trade finance dan transaksi valas akan digenjot pada semester dua ini.
Afrid menargetkan sampai akhir tahun kontribusi layanan trade finance dan valas Muamalat bisa mencapai Rp 125 miliar. “Trade Finance ditargetkan sebesar Rp 100 miliar sedangkan untuk valas kami patok Rp 25 miliar,” ujar Afrid ketika ditemui wartawan di Komplek Gelora Bung Karno, Minggu (30/08).
Untuk memacu bisnis trade finance, menurut Afrid, Muamalat akan memacu pendapatan dari perdagangan domestik ekspor impor. Selain itu untuk bisnis valas, Afrid mengatakan perseroan akan memacu layanan transfer valas sehingga bisa menenggak keuntungan lebih. Sampai semester pertama 2015, tercatat Muamalat sudah membukukan keuntungan transaksi valas sebesar Rp 12 miliar.
Nah, terkait dengan peningkatan di bisnis trade finance dan valas ini, sampai akhir tahun, Afrid yakin Bank Muamalat bisa menggenggam fee based income sebesar Rp 150 miliar, atau meningkat 39,7% dibandingkan tahun lalu.
Tercatat kinerja Bank Muamalat pada semester pertama ini kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari laba bersih yang mengalami penurunan sampai 50,47% menjadi hanya Rp 106 miliar. Penurunan ini disebabkan karena pembiayaan bagi hasil terutama Mudharabah mengalami penurunan sebesar 20,74% menjadi Rp 1,4 triliun.
Selain itu, tercatat pendapatan bersih setelah bagi hasil tercatat turun 10,81% menjadi Rp 1,1 triliun. Beban operasional perseroan juga naik 1,36% menjadi Rp 967 miliar.
Rasio pembiayaan bermasalah atau NPF perseroan juga naik pada semester pertama ini yaitu menjadi 4,93%. Penurunan kinerja ini juga diikuti leh penurunan dana simpanan wadiah dan dana investasi non profit sharing masing-masing sebesar 4,73% dan 20,27%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News