Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Selain itu, Bank Artos akan memaksimalkan pemanfaatan data base marketing untuk pembiayaan kepada industri penunjang dari beberapa sektor yang sedang tumbuh.
"Adapun d kredit konsumsi kami lebih fokus kepada pembiayaan dengan basis payroll system karena kami memiliki pengalaman dalam pengelolaannya." tambahnya.
Seperti diketahui, Bank masih menderita rugi sepanjang paruh pertama 2019. Namun, kerugian yang ditanggung perseroan sudah turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Artos, perseroan tercatat membukukan rugi bersih sebesar Rp 14,16 miliar pada semester I 2019. Itu lebih baik dari kerugian yang dicatat pada paruh pertama 2018 sebesar Rp 23,28 miliar.
Berkurangnya kerugian tersebut lantaran perseroan berhasil menekan beban operasional dari Rp 45,8 miliar menjadi Rp 21,97 miliar.
Baca Juga: Bank Artos Indonesia berencana melakukan penguatan modal lewat mekanisme right issue
Sedangkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan mengalami penurunan 72% dari Rp 27,5 miliar jadi Rp 7,7 miliar. Pendapatan operasional lainnya juga turun dari Rp 3,96 miliar jadi Rp 3,4 miliar.
Penurunan pendapatan bunga bersih sejalan dengan penurunan kredit Bank Artos sebesar 18,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 375,05 miliar per Juni 2019 dari Rp 462,4 miliar per Juni 2018.
Sementara rasio kredit bermasalah bank Artos sedikit membaik dimana rasio Non Performing Loan (NPL) gross perseroan turun dari 8,3% jadi 6,41% dan NPL net turun dari 4,09% jadi 3,93%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News