kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,60   1,14%
  • KOMPAS100 1.058   17,14   1,65%
  • LQ45 832   14,49   1,77%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 424   8,21   1,97%
  • IDXHIDIV20 511   9,17   1,83%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,74   0,60%
  • IDXQ30 141   2,48   1,78%

Riset Accenture: Tekfin akan rebut US$ 280 miliar dari bank dalam bisnis pembayaran


Rabu, 18 September 2019 / 13:52 WIB
Riset Accenture: Tekfin akan rebut US$ 280 miliar dari bank dalam bisnis pembayaran
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Bank, Fintech, dan Sistem Pembayaran


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Accenture dalam riset teranyar yang dipublikasikan pada 16 September 2019 bertajuk Global Payments Pulse Survey 2019 menyatakan penetrasi perusahaan teknologi finansial (Tekfin) di segmen pembayaran akan mengancam bank.

Hingga akhir 2019, Accenture memprediksi bisnis pembayaran global bisa menghasilkan pendapatan hingga US$ 1,51 triliun. Dari nilai tersebut, 91,9% atau setara US$ 1,39 triliun masih akan dikuasai bank, sedangkan 8,1% atau setara US$ 121 miliar dikuasai pemain non-bank.

Pada 2025, Accentrure memprediksi bisnis pembayaran bakal menghasilkan pendapatan hingga US$ 2,09 triliun. Sementara pangsa pasar bank diprediksi akan tergerus hingga menjadi 85,5% atau setara US$ 1,64 triliun saja. Sisa 14,5% atau setara US$ 444 miliar akan dikuasai pemain non bank.

Baca Juga: UangTeman tingkatkan kemampuan machine learning untuk menekan rasio gagal bayar

“Dampak dari perkembangan sistem pembayaran yang instan, tak terlihat, dan gratis alias instant, invisible, dan free payment (IIF Payment) sangat signifikan memukul bisnis bank. Dari analisis kami, konteks ini akan menurunkan pangsa pasar bank hingga 15% pada 2025. Bank berpotensi kehilangan pendapatan hingga US$ 280 miliar,” tulis laporan yang dipimpin Alan McInttyre, Senior Managig Director Accenture.

Analisis Accenture didasari makin merosotnya tren pembayaran via layanan bank seperti kartu debit, dan kartu kredit. Baik yang digunakan oleh konsumen atau korporasi.

Secara global, sejak 2015 pendapatan kartu debit telah anjlok 14,6% per transaksi. Pada 2015 bank rata-rata bisa mendapat pendapatan US$ 0,34 per transaksi kartu debit, sedangkan pada 2018 nilai pendapatannya berkurang menjadi US$ 0,29 per transaksi.

Dari kanal kartu kredit, pada 2018 pendapatan yang bisa dihasilkan bank dari satu kali transaksi kartu kredit mencapai US$ 1,21. Nilai ini merosot hingga 11,6% pada 2018 dengan nilai pendapatan US$ 1,07 per transaksi.

Baca Juga: KNKS sebut e-commerce dan fintech sebagai penguat ekonomi digital syariah

Sedangkan transaksi kartu oleh korporasi juga anjlok hingga 33,3% dari pendapatan senilai US$ 2,76 per transaksi pada 2015 menjadi US$ 1,84 per transaksi.

“Kami juga memprediksi IIF Payment bisa menggerus marjin dari transaksi pembayaran merosot hingga 4,3%,” lanjut Alan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×