Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan penyakit kritis masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan global, termasuk di Indonesia. WHO mencatat, terdapat 41 juta kematian akibat penyakit kritis pada 2023 atau 74% dari total kematian dunia.
Lebih dari 17 juta di antaranya meninggal sebelum usia 70 tahun, dengan 80% disebabkan penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes.
Di Indonesia, kasus penyakit kritis meningkat 11% pada 2024 menjadi 33 juta kasus dari 29,7 juta tahun sebelumnya. Satu dari tiga orang dewasa berisiko mengalami lebih dari satu penyakit kronis sekaligus.
Dalam kondisi itu, banyak masyarakat memilih berobat ke luar negeri. Setiap tahun, sekitar satu juta warga Indonesia mencari pengobatan ke Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, hingga Eropa dan AS dengan biaya besar dan terus meningkat mengikuti inflasi.
Baca Juga: Asuransi Astra Terapkan Strategi Ini Agar Rasio Klaim Kesehatan Tetap Terkendali
Sementara itu, studi Prudential terhadap lebih dari 4.000 responden di empat negara menunjukkan 9 dari 10 orang Indonesia menunda pengobatan. Sebanyak 44% di antaranya kerap menunda karena keterbatasan biaya, kurangnya informasi, dan tanggung jawab keluarga.
Penundaan deteksi penyakit sering membuat kondisi kian parah dan biaya perawatan melonjak. Padahal, deteksi dini terbukti meningkatkan peluang kesembuhan.
Penyakit kritis tak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga ketahanan finansial keluarga. Biaya pengobatan yang tinggi kerap menguras tabungan, menimbulkan stres, dan mengganggu keberlangsungan hidup keluarga saat pencari nafkah tak lagi mampu bekerja.
Melihat risiko tersebut, asuransi jiwa syariah dinilai memiliki peran penting, tak hanya untuk perlindungan finansial tetapi juga perencanaan jangka panjang dan pengelolaan warisan. Prudential Syariah hadir melalui produk PRUCritical Amanah (PCA) untuk melindungi kesehatan dan masa depan keluarga Indonesia.
Baca Juga: BRI Life Rilis BRILifeInspira, Asuransi Jiwa hingga Usia 99 Tahun
Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah, Vivin Arbianti Gautama, dalam acara Insightful Talkshow di Jawa Pos Health and Lifestyle Expo 2025 menegaskan pentingnya proteksi sejak dini.
“Risiko bisa datang kapan saja. Karena itu, penting memiliki proteksi syariah selagi sehat. Perlindungan bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendasar agar keluarga bisa menjalani hidup dan masa depan dengan tenang,” ujar Vivin dalam keterangannya, Rabu (12/11/25).
PRUCritical Amanah menawarkan perlindungan penyakit kritis yang komprehensif sejak tahap awal diagnosis, sejalan dengan semangat “Lebih Awal, Lebih Tenang.” Produk ini memberikan santunan penyakit kritis tahap awal sebesar 25% atau maksimal Rp1 miliar, membebaskan peserta dari kontribusi setelah klaim tahap awal disetujui, serta menyediakan manfaat akhir hingga 100% santunan asuransi (untuk plan plus) saat peserta mencapai usia 85 tahun.
Melalui inovasi ini, Prudential Syariah berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan kesehatan dan finansial sejak dini. “Dengan proteksi yang tepat, keluarga Indonesia bisa hidup lebih tenang, fokus mengejar mimpi, dan meninggalkan warisan berharga bagi generasi berikutnya. Asuransi syariah juga menjadi wadah tolong-menolong antar peserta,” ujar Vivin.
Selanjutnya: Australia and Indonesia Announce New Security Treaty
Menarik Dibaca: 5 Jenis Kacang-Kacangan yang Bantu Turunkan Gula Darah secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













