kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Risiko Terbesar Kejahatan Perbankan Muncul dari Aspek Manusia, Nasabah Harus Waspada


Sabtu, 25 Desember 2021 / 08:15 WIB
Risiko Terbesar Kejahatan Perbankan Muncul dari Aspek Manusia, Nasabah Harus Waspada


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus memperkuat perlindungan keamanan siber di tengah perkembangan digitalisasi layanan perbankan. 

Perkembangan digitalisasi di industri perbankan tidak hanya membawa dampak positif bagi bank maupun nasabah. Namun, di sisi lain, digitalisasi itu juga bakal diikuti peningkatan potensi kejahatan perbankan. Tren kejahatan finansial juga akan semakin berbasis teknologi. 

Andi Nirwoto, Direktur Teknologi Informasi BTN mengatakan, tindak kejahatan perbankan secara digital bentuknya macam-macam. Di antaranya penipuan kepada nasabah (phising,spam), fraud penyalahgunaan transaksi yang sah, dan attack (pembocoran data nasabah, ataupun serangan kepada system bank).

BTN memiliki tiga pilar  perlindungan keamanan siber yang selalu ditingkatkan guna mencegah tindak kejahatan perbankan yakni pilar people, proses, dan teknologi. 

Dia bilang, risiko yang tertinggi berasal dari manusia alias aspek people. Sesuai dengan kajian survey berbagai lembaga riset people atau nasabah adalah titik terlemah yang paling sering di serang secara social engineering. Misalnya, nasabah tertipu oleh call center atau media sosial palsu atas nama bank.

Baca Juga: Tekan Risiko Kejahatan Perbankan di Era Tengah Digitalisasi, Berikut Strategi BRI

"Meskipun bank sudah berusaha maksimal melakukan filter dengan berbagai proses dan teknologi tapi jika secara sadar nasabah memberikan Handphone, PIN/OTP dan data pribadinya pada penipu. Untuk mencegah ini BTN selalu melakukan sosialisasi/awareness dan membuka call center 24 jam," tutur Andi kepada KONTAN, Kamis (23/12).

Dari pilar people, BTN selalu meningkatkan profesionalisme dan kompetensi karyawan sebagai mitra nasabah dengan berbagai training dan sertifikasi keamanan ciber. Sedangan kepada nasabah selalu diberikan tips dan awareness penggunaan transaksi digital yang aman.

Untuk pilar proses, lanjut Andi, BTN menganut proses yang simple dan secure dengan verifikasi bertingkat yang dapat mengamankan dana, transaksi dan data nasabah. Proses ini selalu ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan jaman, seperti otomasi anti fraud, verifikasi berlapis identitas nasabah melalui eKYC.

Di pilar teknologi, bank pelat merah ini menerapkan teknologi keamanan terkini dalam produk bank seperti Firewall, Cloud based Security, Anti Fraud Detection dan pengamanan enkripsi data nasabah. "BTN juga memiliki DRC yang dapat menjaga availabilitas dari layanan," pungkas Andi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×