Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana atau cost of fund (CoF) di industri perbankan masih belum sepenuhnya pulih.
Kondisi ini turut dialami PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang terus mengupayakan penurunan CoF di paruh kedua tahun ini.
Baca Juga: BNI dan JCB Rilis Kartu Kredit Korporat Premium untuk Perusahaan Jepang di Indonesia
Berdasarkan presentasi perusahaan, rasio CoF BNI untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada semester I-2025 tercatat 2,78%, sedikit meningkat dibandingkan 2,76% pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Network & Retail Funding BNI Rian Kaslan mengakui, persaingan likuiditas antarbank masih ketat.
Namun, ia optimistis kondisi CoF bisa membaik, atau minimal terjaga seperti enam bulan pertama tahun ini.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah menurunkan suku bunga deposito secara selektif.
“Kami melihat ada beberapa jenis deposito yang kami sesuaikan. Tapi tidak secara merata semua rate simpanan kami turunkan, tergantung segmennya,” ujar Rian saat ditemui di acara BNI WondrX 2025, Jumat (15/8/2025).
Selain itu, rasio dana murah (current account saving account / CASA) BNI terus meningkat.
Baca Juga: Transaksi wondr by BNI Tumbuh, Transaksi ATM BNI Turun 17% YoY di Semester-I 2025
Hingga semester I-2025, CASA BNI mencapai 72%, naik dari 70,7% pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga akhir tahun, Rian optimistis porsi dana murah akan kembali naik. Saat ditanya peluang mencapai 75%, ia enggan memastikan.
“Mari kita lihat, tapi fokus kami tetap pada peningkatan dana murah,” pungkasnya.
Selanjutnya: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada 2026, Menkeu: Butuh Investasi Rp 7.450 Triliun
Menarik Dibaca: 7 Kesalahan Tata Letak Dapur yang Bikin Ruangan Tidak Nyaman, Menurut Desainer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News