kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah Goyang, Bank Kaji Ulang Kredit Listrik dalam Bentuk Valas


Senin, 03 November 2008 / 08:19 WIB
Rupiah Goyang, Bank Kaji Ulang Kredit Listrik dalam Bentuk Valas


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kemerosotan nilai tukar rupiah dalam sebulan terakhir memaksa Bank Mandiri mengkaji ulang penyaluran kredit listrik. Maklumlah, Bank Mandiri menyalurkan sebagian besar kredit pembangkit listrik bentuk dolar.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Agus Martowardjojo menyatakan, saat ini proyek pembangkit listrik yang dibiayai oleh Bank Mandiri masih berjalan normal. "Penyaluran kredit tersebut juga berjalan sesuai jadwal," tutur Agus.

Namun, untuk mencegah debitur terbelit kesulitan akibat depresiasi rupiah, Bank Mandiri langsung menghitung ulang kredit begitu dolar melejit. Debitur juga melakukan mengkalkulasi kembali kebutuhan pendanaan mereka mengingat kebanyakan pembangkit listrik butuh komponen impor yang harganya dihitung dalam dolar.

Agus mengakui, Bank Mandiri telah meminta debitur yang memiliki utang dalam dolar untuk mengonversi pinjaman ke rupiah. "Kami akan melakukan negosiasi dengan mereka lagi. Daripada nanti harga dolarnya naik kemudian dia harus bayar bunga tinggi, lebih baik dia pinjam dalam rupiah sekalian," kata Agus akhir pekan lalu.

Beberapa debitur, menurut Agus, bersedia mengikuti rekomendasi Bank Mandiri ketika nilai kurs rupiah melemah. Sedangkan bagi debitur yang baru mengajukan pinjaman, Bank Mandiri merekomendasikan agar pinjaman diberikan dalam bentuk rupiah.

Saat ini Bank Mandiri menyalurkan pinjaman kepada sejumlah pembangkit listrik yang masuk dalam program percepatan 10.000 MW, seperti PLTU Rembang, PLTU Labuan, serta PLTU Indramayu.

Berbeda dengan Mandiri, PT BNI Tbk. mengaku tak menyalurkan kredit listrik dalam valas. Managing Director, Senior Vice President BNI Krishna Suparto menyatakan, semua kredit proyek listrik BNI berupa rupiah.

Kendati begitu Bank BNI menyadari bahwa sebagai pemilik proyek pembangkit listrik, PLN membutuhkan barang impor yang harganya ditentukan dalam dolar. "PLN telah memperoleh pinjaman untuk impor dari kreditur mereka di luar negeri," tutur Krishna. Karena memberikan seluruh kredit lisrik dalam bentuk rupiah, BNI tak punya kebijakan khusus di saat rupiah melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×