Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terus merosot sepanjang kemarin akibat tekanan sentimen eksternal. Kurs rupiah sempat menyentuh angka Rp 13.757 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (2/3). Ini jadi rekor penutupan terburuk rupiah sejak Februari 2016.
Namun, kondisi tersebut sepertinya tidak mempengaruhi perdagangan di tempat penukaran mata uang asing atau money changer secara signifikan. Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, pada beberapa money changer di kawasan ibukota, beberapa money changer mengaku tidak ada kenaikan volume transaksi yang cukup besar.
Salah satu money changer di kawasan Kwitang, PT Ayu Masagung mencatat, transaksi dalam tiga hari terakhir masih berjalan normal. Menurut petugas teller, Eka, tidak ada permintaan terhadap mata uang tertentu yang signifikan.
“Masih biasa saja, masih normal-normal saja,” ungkap Eka kepada Kontan.co.id, Minggu (4/2). Menurutnya per hari ini kurs jual rupiah terhadap dollar sebesar Rp 13.780 dan beli Rp 13.680. Pun berdasarkan pantauan, pengunjung Money Changer Ayu Masagung ini terlihat normal, tidak antrian yang mengular.
Senada, money changer di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pun merasakan transaksi mereka masih terbilang normal seperti hari biasa. Money changer Metro Exchange dan Emeralds Valasindo yang berada di kawasan tersebut mengaku transaksi harian mereka masih normal.
Menurut petugas Metro Exchange, Toto, dalam sehari rata-rata transaksi mereka sekitar 20 transaksi. Menurutnya belum ada perubahan semenjak rupiah melemah. Per hari ini, kurs rupiah yang mereka tawarkan untuk jual sebesar Rp 13.780 dan beli Rp 13.550.
Farid, petugas teller Emerald Valasindo juga menyatakan transaksi harian mereka selama dua hari terakhir ini terbilang normal. “Rata-rata transaksi masih biasa, sekitar 30 transaksi dalam sehari,” ungkap Farid. Untuk kurs jual Emerald Valasindo per hari ini sebesar Rp 13.450 dan kurs beli sebesar Rp 14.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News