Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) masuk pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran adanya lonjakan harga saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Hal ini disampaikan BEI secara tertulis pada 2 Mei 2025.
Selama sebulan terakhir, saham BNBA telah melejit 278 poin atau 55,49%. Sedangkan dalam sepekan terakhir, saham BNBA naik 80 poin atau 11,59%.
“Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut,” kata Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI dalam keterangan tertulis.
Berdasarkan riset Kontan, perusahaan sekuritas yang mencatat net buy tertinggi saham BNBA dalam sebulan atau sejak 2 April hingga 2 Mei 2025 adalah Ajaib Sekuritas Asia. Perusahaan ini tercatat net buy saham BNBA senilai Rp 4,8 miliar.
Sedangkan dalam sepekan atau sejak 28 April hingga 2 Mei 2025, saham BNBA diborong Korea Investment and Sekuritas Indonesia senilai Rp 1,5 miliar.
Pada perdagangan sesi pertama, Senin (5/5), saham BNBA sempat naik sebesar 5 poin atau 0,65% ke Rp 770 per saham. Di penutupan perdagangan Senin (5/5), saham BNBA bertengger di level yang sama seperti pada pembukaan perdagangan, yakni Rp 765 per saham.
Baca Juga: BEI Beri Usulan ke MSCI Terkait Kriteria Saham UMA dan FCA, Ini Rinciannya
Terkait hal ini, Investment Analyst Edvisor.id Indy Naila mengatakan, investor perlu berhati-hati dalam memantau saham BNBA.
Indy menganjurkan investor untuk mencermati dua hal, yakni fundamental perusahaan dan sentimen aksi korporasi atau pendanaan yang mungkin akan dilakukan perusahaan.
“Secara fundamental BNBA per kuartal I-2025 terdapat pelemahan net income yang cukup dalam yaitu 31% (YoY), jadi secara laba terlihat tertekan,” ungkap Indy kepada Kontan (5/5).
Melansir laporan keuangan BNBA, Senin (5/5), laba bersih tahun berjalan BNBA per kuartal l 2025 tercatat turun dari Rp 29,15 miliar di kuartal l 2024 menjadi hanya sebesar Rp 20,02 miliar.
Ini akibat naiknya beban bunga dari Rp 81,79 miliar menjadi Rp 82,92 miliar. Selain itu, BNBA juga masih mencatat beban tenaga kerja yang tinggi, yakni Rp 41,69 miliar, tak jauh beda dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 41,92 miliar.
Beban lainnya juga tercatat meninggi 8% YoY menjadi sebesar Rp 27,99 miliar dari Rp 25,89 miliar pada kuartal l 2024.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) BNGA per kuartal l 2025 tercatat sebesar Rp 4,87 triliun, naik 1,6% YoY dari Rp 4,79 triliun dari kuartal l 2024.
Total aset BNBA sebesar Rp 8,26 triliun, naik 1,1% YoY dari Rp 8,17 triliun.
Lebih lanjut Indy menyarankan, investor sebaiknya waspada dengan keluar dari posisi saat ini dan menunggu situasi lebih pasti sebelum masuk kembali.
Baca Juga: Saham NETV, BIKE, dan MEJA masuk Radar UMA BEI, Begini Prospeknya
Tidak Ada Rencana Korporasi
Sementara itu, Kontan telah mencoba menghubungi direksi BNBA, namun hingga pukul 16.52 WIB, Kontan belum mendapatkan jawaban.
Namun dalam keterbukaan informasi ke BEI pada 23 April 2025 silam, manajemen BNBA menyatakan belum memiliki rencana untuk melakukan Tindakan korporasi dalam aktu dekat. Termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencataan saham perseroan di bursa paling tidak dalam 3 bulan mendatang.
Selanjutnya: Empat Dekade di Indonesia, FedEx Kian Gencar Dukung UMKM Tembus Pasar Global
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Denpasar Dominan Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News