Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank besar kompak memerah menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Mei 2025. Bank Sentral rencananya akan mengumumkan kebijakan suku bunganya pada pertemuan Rabu (21/5).
Melansir data Stockbit, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank CIMB Niaga (BNGA) kompak terkoreksi di penutupan perdagangan Selasa (20/5).
BMRI tampak anjlok paling dalam, yakni sebesar 125 poin atau 2,26% ke level Rp 5.400 dari Rp 5.525 di pembukaan perdagangan. Kemudian disusul saham BBRI juga tampak menurun 0,47% menjadi Rp 4.210 dari Rp 4.230 di pembukaan perdagangan.
Sementara koreksi saham BNGA, BBCA, BBNI tak jauh berbeda. Saham BNGA juga memerah menjadi Rp 1.800 per saham, atau turun 0,28% dari Rp 1.805 di pembukaan perdagangan, saham BBCA yang terkoreksi 0,26% ke level Rp 9.475 dari Rp 9.500 per saham dan terakhir saham BBNI turun sebesar 0,22% ke level Rp 4.450 dari Rp 4.460 per saham.
Baca Juga: Cek Saham Bank LQ45 saat IHSG Naik Hari Senin (19/5), Ada Saham BBNI, BBTN, dan BBRI
Kendati demikian, dalam sepekan terakhir ini saham kelima bank tersebut tampak meroket. BMRI melesat 630 poin (13,21%), BBCA 475 poin (5,28%), BBRI 370 poin (9,64%), BBNI 350 poin (8,54%), dan BNGA melesat 90 poin (5,26%).
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andy Asmoro memperkirakan, BI bakal memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam RDG BI tanggal 21 Mei mendatang.
“Kita memang melihat akan adanya ruang BI rate dipangkas dari angka 5,75% ke angka 5,5%,” ujar Andy dalam Economic Outlook Q2 2025 yang digelar secara daring, Senin (19/5).
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan BI berada di level 5,75% usai diturunkan sebesar 25 basis poin pada Januari 2025 lalu.
Vice President Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi pun sepakat akan itu. Peluang penurunan suku bunga terbuka lebar di tengah sentimen penguatan rupiah yang bergerak di level Rp 16.400 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan pelemahan dolar AS ini, maka peluang bank sentral AS The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga hingga Desember tahun ini pun meningkat.
“Peluang pemangkasan FFR (Fed Fund Rate) hingga Desember sebesar 25-50 bps sehingga BI memiliki ruang pelonggaran,” ungkap Audi kepada Kontan, Selasa (20/5).
Baca Juga: IHSG Menanti RDG BI, Cermati Rekomendasi Saham untuk Rabu (23/4)
Di samping itu, angka pertumbuhan kredit perbankan yang terus terkoreksi juga menurut Audi menjadi salah satu pendorong urgensi penurunan suku bunga ini.
Melansir data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2025, kredit perbankan hanya tumbuh 9,16% secara tahunan (YoY) sebesar Rp 7.908 triliun. Bila dilihat sejak Januari, pertumbuhannya mini, yakni hanya sebesar 0,98% year to date (YtD).
“Kami meyakini jika terjadi relaksasi kebijakan suku bunga akan berdampak pada emiten cyclical atau sensitif terhadap ekonomi makro seperti perbankan,” kata Audi.
Sebab menurutnya, penurunan suku bunga bakal mengurangi beban biaya dana atau cost of fund sehingga dapat mendorong pertumbuhan kredit dan ekspansi perbankan.
Ketika kredit kembali bertumbuh, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menilai, margin keuntungan emiten sektor perbankan akan membaik sehingga saham perbankan bakal kembali dilirik investor.
Ini juga turut diamini Analis Infovesta Kapital Advisor, Ekky Topan. Selain itu menurut Ekky, sektor perbankan masih menjadi salah satu sektor utama yang bisa memimpin penguatan indeks jika suku bunga mulai longgar kembali.
Jika suku bunga betul-betul turun, Indy merekomendasikan investor untuk melirik saham-saham big banks seperti BMRI, BBRI, dan BNGA dengan masing-masing target harga sebesar Rp 6100, Rp 5000, dan Rp 1.900 per saham.
Sementara itu, Audi merekomendasikan buy untuk saham BMRI dan BBCA dengan masing-masing target harga Rp 5.450 dan Rp 9.250 per saham.
Ekky juga merekomendasikan BBCA dengan target harga Rp 11.000, BBRI Rp 5.000, dan BMRI Rp 6.250.
Selanjutnya: Negara-negara Eropa Jatuhkan 4 Perangkat Sanksi Baru untuk Rusia
Menarik Dibaca: Asam Lambung Tidak Boleh Makan Apa Saja, ya? Ini 13 Daftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News