kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,95   1,53%
  • LQ45 830   13,44   1,65%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,62   1,83%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,32   1,67%

Sambut holding BUMN usaha mikro, PNM jamin akses pendanaan nasabah lebih cepat


Minggu, 20 Juni 2021 / 22:45 WIB
Sambut holding BUMN usaha mikro, PNM jamin akses pendanaan nasabah lebih cepat
ILUSTRASI. PNM. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

Integrasi ketiga entitas BUMN ini akan membentuk ekosistem dengan menjaga, mempertahankan pendekatan  pemberdayaan sosial PNM, dan model bisnis Pegadaian serta memperkuat peranan BRI sebagai koordinator dan Center of Excellence.

"Ekosistemnya tentu akan menjadi lebih besar. Pelaku ultra mikro dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung. Bahkan ini justru yang akan membuka peluang ekspor lebih baik lagi," ujar Arief.

Ekosistem UMi pun akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pekerja untuk pengembangan kapabilitas dan karir lintas entitas yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan perseroan. Pengembangan talenta tenaga kerja sesuai dengan lima fondasi BUMN melalui BRI Corpu sebagai sentra sharing knowledge antar pekerja BRI Group.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bahwa holding ini akan menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi segmen UMi. Dia menjelaskan bahwa akses pendanaan yang lebih murah dan cepat akan menopang kemajuan segmen usaha tersebut.

Sehingga ke depan tercipta penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan yang berkualitas. Dengan demikian akan mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pengusaha ultra mikro melalui pemberdayaan.

Pihaknya mengakui, tanpa holding BUMN di segmen UMi saat ini, banyak kendala yang dihadapi dalam akses pembiayaan. Biaya overhead yang tinggi karena model pemberdayaan membutuhkan pendampingan dan penyuluhan intensif.

Selain itu, kurangnya sumber daya manusia membuat usaha ultra mikro sulit dijangkau. Adapun dari sudut pandang perseroan, tanpa holding membuat segi pendanaan berbiaya relatif tinggi karena mengandalkan pinjaman dari pasar modal. Pembiayaan pun bergantung kondisi pasar sehingga terdapat potensi kegagalan refinancing

“Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukan keberpihakan kepada sektor ultra mikro. Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro melalui penguatan ketahanan ekonomi. Kami sudah memetakan sinergi yang dapat dilakukan di BUMN untuk menguatkan keberpihakan kepada pengusaha ultra mikro,” ujarnya.

Menteri Erick pun menjamin holding ini akan mensinergikan kekuatan dan keahlian ketiga perseroan. Holding pun dilakukan dengan tetap mempertahankan model bisnis gadai dari Pegadaian, konsep pemberdayaan sosial dari PNM, dengan BRI sebagai pendorong pertumbuhan karena merupakan perseroan terbesar dari ketiga BUMN tersebut.

Selanjutnya: Holding ultra mikro bukan akuisisi, pemerintah tetap jadi pengendali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×