Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan skema pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih).
Nantinya, Kopdes Merah Putih akan beroperasi di daerah-daerah dan disebutkan juga bahwa salah satu sumber pendanaan untuk Kopdes Merah Putih akan melibatkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Baca Juga: AFPI: Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih Bukan Jadi Ancaman bagi Fintech Lending
Mengenai hal itu, fintech P2P lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menyambut baik berbagai inisiatif pemerintah yang bertujuan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, termasuk rencana pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.
CEO Samir Yonathan Gautama menilai, keberadaan Koperasi Desa Merah Putih nantinya dapat saling melengkapi dengan fintech lending dalam memperluas akses pendanaan.
"Khususnya, di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan keuangan formal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (20/3).
Yonathan menerangkan fintech lending memiliki keunggulan dalam teknologi dan analisis data yang memungkinkan penyaluran pembiayaan secara cepat dan efisien.
Adapun koperasi memiliki pendekatan berbasis komunitas yang dapat memperkuat pemberdayaan ekonomi lokal dengan berlandaskan prinsip lebih mengenal anggotanya dengan baik.
Baca Juga: Koperasi Desa Merah Putih dan Ekonomi Nasional
Lebih lanjut, Yonathan memahami bahwa kondisi likuiditas perbankan yang ketat saat ini dapat memengaruhi berbagai sektor, termasuk fintech lending.
Namun, dia menyebut hingga saat ini, perusahaan tetap menjalin hubungan baik dengan berbagai institusi keuangan, termasuk bank, untuk memastikan keberlanjutan sumber pendanaan. Dengan demikian, fenomena itu tak serta-merta menghambat operasional perusahaan.
"Diversifikasi sumber pendanaan baik perbankan dalam negeri maupun mitra pendana institusi kami juga menjadi salah satu strategi utama perusahaan. Dengan demikian, ketatnya likuiditas perbankan tidak serta-merta menghambat operasional pendanaan," ucapnya.
Dalam hal meraih sumber pendanaan, Yonathan menambahkan perusahaan terus berupaya menjaga kepercayaan lender melalui penerapan manajemen risiko yang ketat, pengelolaan keuangan yang baik dan kredibel, transparansi kepatuhan dalam kegiatan operasional, serta inovasi dalam layanan.
Baca Juga: Fintech Samir Sebut Banyak Menemukan Pinjol ilegal yang Mencatut Nama Perusahaan
Selain itu, dia juga menerangkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di industri keuangan tetap menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam menjaga keberlanjutan bisnis Samir, termasuk untuk meraih pendanaan.
Sebagai informasi, hingga Desember 2024, outstanding pendanaan sektor perbankan ke fintech lending mendominasi hingga 59,87% atau senilai Rp 46,07 triliun. Secara tahunan, kenaikannya cukup tinggi mencapai 51,79%.
Selanjutnya: Rajin Borong Obligasi Negara agar Otot Rupiah Terjaga
Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari ini (21/3) Antam Naik Rp 16.000 dan UBS Naik Rp 20.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News