Reporter: Andri Indradie, Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. Rupanya, tak hanya investor asing yang doyan mencicipi gurihnya bisnis perbankan di Indonesia. Pemodal dalam negeri juga tak mau ketinggalan. PT Bank Dipo Internasional misalnya.
Keluarga Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama (SI) akan membeli 85% saham Bank Dipo di kuartal III tahun ini. "Bank Dipo maupun SI sudah melengkapi dokumen yang diminta Bank Indonesia (BI)," ujar Wardoyo, Direktur Bank Dipo, kepada KONTAN, Rabu lalu (14/7).
Ia bercerita, pemilik saham perusahaan ini adalah Michael Sampoerna sebanyak 99,99% dan Eka Dharmajanto Kasih 0,01%. Bank Dipo terus memantau dokumen-dokumen yang mungkin masih diperlukan BI. "Akan kami penuhi jika masih ada yang kurang," tandasnya.
Sayang, Wardoyo masih enggan mengungkapkan berapa nilai akuisisi 85% saham Bank Dipo itu. Pasalnya, belum ada kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak.
Yang jelas, setelah akuisisi tersebut rampung, SI berniat mengubah fokus bisnis BankDipo ke bisnis perbankan syariah dan pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM). Hingga akhir 2009, Bank Dipo mencatat pendapatan Rp 80,05 miliar dan laba bersih Rp 14,38 miliar.
Bank lain yang juga tengah menjadi incaran akuisisi adalah Bank Nasionalnobu. Direktur Perizinan dan Sistem Informasi Perbankan BI Joni Swastanto bilang, calon investor baru bank ini adalah Grup Pikko.
Si investor telah mengajukan dokumen akuisisi dan saat ini BI tengah memeriksa kelengkapan dokumennya. "Kalau sudah lengkap, sebulan sudah diketahui hasilnya," terangnya. Menurut Joni, akuisisi Bank Dipo dan Bank Nasionalnobu kemungkinan bisa selesai tahun ini.
Asal tahu saja, Bank Nasionalnobu sebelumnya bernama Bank Alfindo Sejahtera. Berdasarkan data BI, per Desember 2009, bank ini memiliki modal inti Rp 85,47 miliar. Kredit yang disalurkan Rp 1,22 miliar dan dana pihak ketiga (DPK) Rp 4,56 miliar.
CEO Pikko Grup Yantoni Nio membenarkan pihaknya sudah memasukkan dokumen akuisisi ke BI. "Nanti saya dan PT KBN akan masuk. Saya akan memiliki saham Nasionalnobu 40% dan PT KBN 60%," ujarnya. Investor baru ini akan menyuntikkan dana Rp 100 miliar. Nantinya, bank ini juga akan fokus ke pembiayaan (UKM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News