Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan, penempatan aset investasi industri asuransi jiwa masih didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) pada semester I-2024.
Kepala Departemen R&D AAJI, Benny Hadiwibowo mengatakan, penempatan investasi di SBN memakan porsi 23,8% di semester I-2024. Adapun nilainya mencapai Rp 194,60 triliun.
Dia mengatakan bahwa investasi industri asuransi jiwa terhadap SBN meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatannya mencapai 23,8% secara tahunan (YoY) dari Rp 157,16 triliun pada semester I-2023.
“Sesuai regulasi yang mendorong penempatan dana lebih banyak di SBN, kami melihat SBN cocok dengan karakteristik kontrak jangka panjang asuransi jiwa, dan peningkatan itu mengukuhkan dukungan industri asuransi jiwa pada pembangunan jangka panjang pemerintah,” kata Benny kepada awak media, di Kantor AAJI, Jakarta, Rabu (28/7).
Baca Juga: AAJI Sebut Pendapatan Premi Unit Link Turun 13,8% pada Semester I-2024
Sementara itu, dia menyebutkan total investasi industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp 538,80 triliun pada semester I-2024. Angka tersebut meningkat 0,01% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 538,77 triliun pada semester I-2023.
Benny menerangkan, penempatan investasi lainnya, yaitu pada saham di industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp 140,69 triliun, yang turun 11,1% dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 158,18 triliun.
Sedangkan penempatan di reksadana mencapai Rp 73,10 triliun, turun 23,1% dari penempatan di semester I-2023 sebesar Rp 95,07 triliun. Kemudian, penempatan di sukuk korporasi sebanyak Rp 46,62 triliun, naik 6,1% dari sebelumnya Rp 43,93 triliun.
Adapun penempatan di deposito mencapai Rp 36,16 triliun atau turun 7,1% dibanding semester I-2023. Diikuti, investasi penyertaan langsung Rp 27,27 triliun yang naik 14,7% YoY, bangunan dan tanah Rp 16 triliun atau naik 11,3% YoY. Terakhir investasi lain-lain sebanyak Rp 4,40 triliun yang turun 40,1% YoY.
Baca Juga: Merger dan Akuisisi Industri Asuransi Terus Berlanjut dalam Beberapa Tahun ke Depan
Untuk hasil investasi, dia menyebutkan bahwa industri asuransi jiwa mencatat sebanyak Rp 12,32 triliun. Angka tersebut menurun sebesar 26,4% jika dibandingkan dengan hasil investasi pada Semester I-2023.
Benny mengakui adanya penurunan hasil investasi yang dipengaruhi oleh volatilitas pasar saham, terutama penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah berlangsung sejak awal tahun.
Meskipun begitu, dia mengatakan bahwa pihaknya akan tetap berkomitmen dalam mengelola portofolio investasinya dengan hati-hati dan menerapkan strategi yang efektif untuk memitigasi risiko.
Selain itu, dia mengatakan bahwa industri menyadari kondisi ekonomi global dan domestik yang masih tidak menentu, juga berkontribusi pada ketidakstabilan pasar dan berdampak pada hasil investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News