kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebagian besar capex IT perbankan akan dipakai untuk memperkuat digital banking


Rabu, 27 Januari 2021 / 19:53 WIB
Sebagian besar capex IT perbankan akan dipakai untuk memperkuat digital banking
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan mobile banking BRI untuk bertransaksi di Purwakarta Jawa Barat, Minggu (13/12). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/12/2020.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan industri finansial berbasis teknologi informasi telah mendorong perbankan untuk semakin fokus memperkuat digital banking. Era digitalisasi di sektor keuangan memang sudah tidak bisa dielakkan. Nasabah saat menginginkan semua layanan perbankan yang praktis yang bisa diakses lewat gadget. 

Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi bank mempercepat transformasi ke layanan digital. Bahkan sudah ada beberapa bank yang bakal bertransformasi menjadi bank digital penuh dimana semua layanannya bakal dilakukan secara digital.

Guna memperkuat digital banking, bank telah menyiapkan dana untuk pengembangannya yang dimasukkan dalam anggaran belanja modal atau capital expenditute (capex) IT dan digital. Mayoritas anggaran capex sebagian bank bakal dialokasikan buat pengembangan digital banking. 

Baca Juga: BCA siapkan capex Rp 5,2 triliun di tahun ini

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya menganggarkan capex IT hampir Rp 2 triliun tahun ini. Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, sekitar 80% dari dana itu bakal dipakai untuk pengembangan dan penguatan digital banking. "Itu akan digunakan untuk mendukung eksekusi inisiatif-inisiatif terkait IT dalam rangka meningkatkan posisi Bank Mandiri di era digitalisasi tahun ini," kata Rudi pada KONTAN, Rabu (27/1). 

Salah satu inisiatif tersebut adalah  mengembangkan Mandiri Online agar dapat menjadi aplikasi yang semakin multifungsi bagi nasabah retail. Aplikasi mobile banking itu saat ini sudah bisa melakukan berbagai transaksi keuangan mulai dari transfer, pembayaran-pembayaran baik itu pajak, BPJS, telepon, kartu kredit, pembelian pulsa, token PLN, pembukaan rekening deposito, top up e-money pada ponsel, transaksi pakai QRIS, pemblokiran kartu Kredit,dan transaksi lainnya.

Asal tahu saja, tahun 2020 Bank Mandiri menganggarkan belanja modal sebanyak Rp 3,12 triliun - Rp 3,24 triliun. Hingga September 2020, serapannya baru mencapai Rp 1,7 triliun. 

Adanya pandemi Covid-19 membuat serapan capex lambat karena ada beberapa proyek yang terpaksa ditunda atau tidak dapat dilaksanakan.

Baca Juga: Bank Mandiri anggarkan capex IT sekitar Rp 2 triliun di tahun 2021

Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan menyiapkan capex sekitar Rp 5,2 triliun, sama seperti tahun lalu. Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA mengatakan, sebagian besar anggaran belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan IT serta digitalisasi perbankan. Selanjutnya, untuk pengembangan jaringan kantor cabang. 

Digitalisasi perbankan menjadi fokus BCA dalam menghadapi perkembangan teknologi di sektor industri keuangan. "Kami mencermati bahwa pengembangan layanan digital akan menjadi kunci bisnis perbankan dan transaksi non tunai akan terus meningkat di masa yang akan datang," kata Vera pada KONTAN, Rabu (27/1).

BCA telah menawarkan beragam fitur terbaru digital banking BCA dalam rangka mempermudah nasabah saat bertransaksi perbankan. Oleh karena itu, perseroan akan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah tersebut. 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×