Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) bakal punya pemilik baru. Adalah Bangkok Bank yang akan menjadi juragan baru bank yang merupakan hasil penggabungan lima bank pada 2002 silam.
Bangkok Bank mengakuisi saham Bank Permata milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB). ASII dan SCB sama-sama memiliki 44,56% saham Bank Permata.
Hari ini, Bangkok Bank, ASII, dan SCB meneken conditional share purchase agreement (CSPA). "Sehubungan rencana penjualan saham-saham milik masing-masing Astra International dan SCB di PT Bank Permata Tbk kepada Bangkok Bank," kata Corporate Secretary ASII Gita Tiffani Boer dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis (12/12).
Baca Juga: Terjawab, Bangkok Bank akhirnya mencaplok Bank Permata
Sebelum jatuh ke pelukan Bangkok Bank, Bank Permata punya sejarah panjang. Berdiri pada 17 Desember 1954, awalnya bernama Bank Persatuan Dagang Indonesia. Pendirinya: Djaja Ramli.
Mengutip buku Menggugat Pengambilalihan Bank Bali, sebelum menjelma menjadi Bank Persatuan Dagang Indonesia, awalnya usaha kecil yang bergulir dari sebuah ruangan kecil di daerah Kota, Jakarta.
Bank ini baru memulai kegiatannya pada 5 Januari 1955. Kegiatan operasional itu bermula di sebuah bangunan yang terletak di Jalan Telepon Kota Nomor 2 Jakarta Barat.
Dan, Bank Persatuan Dagang Indonesia mengantongi izin bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1937/U.M.II tertanggal 19 Februari 1957.
Sejak 1967, Bank Persatuan Dagang Indonesia mulai bertumbuh dan Djaja Ramli semakin bersemangat menggarap secara serius. Pada 20 Agustus 1971, Djaja Ramli mengubah nama bank jadi PT Bank Bali.
Di 1989, Bank Bali go public dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan kode saham BNLI. Bank Bali pun berkembang pesat.
Baca Juga: Bangkok Bank bakal gelontorkan Rp 37,43 triliun untuk akuisisi Bank Permata (BNLI)
Pada 1994, kantor pusat Bank Bali pindah ke Jalan Sudirman Kav. 27. Saat itu, Bank Bali memiliki 243 kantor cabang dan cabang pembantu di Indonesia serta 2 kantor cabang luar negeri di Los Angeles dan Cayman Island.
Saat krisis moneter mendera Indonesia yang berujung pada penutupan banyak bank, Bank Bali pun kena imbasnya. Pada 1999, Standard Chartered Bank masuk sebagai mitra strategis dengan menyuntikkan modal sebesar 20%.
Di bawah pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), kemudian empat bank melebur ke Bank Bali. Pada 18 Februari 2002, Bank Bali berganti nama menjadi Bank Permata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News