Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski suku bunga acuan Bank Indonesia mencapai level 6%, sejumlah bank belum berniat menyesuaikan suku bunga simpanan. Beberapa perbankan menilai suku bunga akan relatif melandai di tahun ini.
PT Bank Mandiri Tbk mencatat suku bunga deposito hingga November 2023 tumbuh 2,85% secara Month on Month (MoM) dibandingkan posisi Oktober 2023.
SVP Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan bahwa hingga saat ini suku bunga deposito Bank Mandiri, baik rupiah maupun valas masih relatif stabil dengan imbal hasil Deposito bervariasi sesuai jangka waktu hingga 2.5% per tahun untuk IDR dan untuk Deposito Valas USD hingga 1.75% per tahun.
Ia juga mengatakan terkait suku bunga deposito yang ditawarkan saat ini masih relatif kompetitif dengan bank pesaing, oleh sebab itu pihaknya belum berencana menaikan suku bunga di 2024.
Baca Juga: Amankan Portofolio di Tahun Politik, Cermati Saran dan Rekomendasi Analis
"Belum ada rencana melakukan penyesuaian suku bunga deposito. Untuk tahun 2024 ke depannya kami memandang suku bunga masih akan relatif stabil, baik valas maupun rupiah," kata Evi kepada KONTAN, Jumat (5/1).
Tidak jauh berbeda, PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau Bank Oke juga belum berencana menaikkan suku bunga deposito. Direktur OK Bank, Efdinal Alamsyah menilai likuiditas bank saat ini masih relatif stabil dan ia memproyeksikan suku bunga acuan akan turun pada tahun ini.
"Bank Oke saat ini belum mempertimbangkan menaikkan suku bunga deposito, karena likuiditas Bank pada saat ini cukup baik. Selain itu menurut beberapa pengamat ekonomi pada tahun 2024 suku bunga acuan akan cenderung melandai atau bahkan turun. Jadi belum ada alasan untuk Bank Oke untuk menaikan suku bunga deposito, dan masih akan mempertahankan suku bunga yang ada pada saat ini," kata Efdinal kepada KONTAN, Jumat (5/1).
Tercatat total deposito yang dihimpun Bank Oke pee Desember 2023 sejumlah Rp5.4 triliun, tumbuh sebesar 12.6% dibandingkan Desember 2022.
Sementara PT Bank Central Asia atau BCA masih membaca situasi ekonomi kedepannya. EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan bahwa bank senantiasa mereview tingkat suku bunga deposito sesuai dengan kondisi likuiditas, dinamika kompetisi, suku bunga Bank Indonesia, hingga kondisi perekonomian.
"Kami optimis untuk mempertahankan posisi neraca yang solid serta menjaga profitabilitas secara keseluruhan. BCA akan selalu menjaga tingkat likuiditas dan permodalan yang kuat untuk menghadapi berbagai skenario," kata Hera kepada KONTAN, Jumat (5/1).
Tercatat dalam 18 bulan terakhir, BCA telah beberapa kali meningkatkan suku bunga deposito. Secara keseluruhan, saat ini suku bunga deposito IDR BCA bervariasi di kisaran 2,00%-3,75%, sesuai dengan tenor yang diambil.
Adapun untuk deposito valas, sejak awal 2023 BCA telah menyesuaikan bunga deposito valas secara bertahap. Saat ini, suku bunga deposito valas USD berkisar 1,5%-2,25% sesuai dengan tenor yang diambil.
Baca Juga: Bank Mandiri Proyeksi Bunga Kredit Tetap Stabil Hingga Kuartal I-2024
Hingga November 2023 tercatat total deposito yang dihimpun BCA sebesar Rp205,8 triliun atau tumbuh sebesar 12,4% secara tahunan.
Kemudian ada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang mengalami peningkatan tren simpanan dana dan deposito dari tahun 2022 ke tahun 2023.
Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyampaikan pertumbuhan untuk deposito didominasi rekening dengan saldo Rp 50 juta sampai Rp 5 miliar dengan nilai pertumbuhan mencapai 6,61% dan produk yang paling banyak diminati nasabah adalah deposito dengan jangka waktu 3 bulan.
"Bank BTN memproyeksikan pertumbuhan deposito di angkaRp 10 triliun, dimana pertumbuhan deposito di atas Rp 5 miliar diproyeksikan sebesar Rp 4 triliun," kata Ramon kepada KONTAN, Jumat (5/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News