Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank di deretan Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3 mencatatkan kinerja laba bersih yang memuaskan menutup tahun buku 2023. Pencapaian laba bersih tersebut seiring dengan kinerja bisnis bank yang tumbuh.
Dari total 13 bank di deretan KBMI 3, terdapat 9 bank yang sudah merilis laporan keuangannya. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) keluar menjadi bank dengan perolehan laba bersih terbesar untuk tahun buku 2023, yakni sebesar Rp 6,47 triliun. Jumlah tersebut naik 28,42% secara tahunan (year on year/YoY).
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan pencapaian laba bersih tersebut tidak terlepas dari upaya perseroan dalam menjaga kinerjanya pada tahun lalu.
Tercatat pertumbuhan kredit CIMB Niaga terutama didorong penyaluran kredit korporasi yang tumbuh 11,7% YoY, disusul oleh penyaluran kredit ke segmen Small Medium Enterprise (SME) yang naik 9,5% YoY dan kredit konsumer yang naik 6,9% YoY. Alhasil total kredit yang telah disalurkan perseroan mencapai Rp 213,4 triliun pada tahun 2023.
Baca Juga: Sektor Telekomunikasi Dapat Sentimen Positif, Cek Rekomendasi TLKM, ISAT dan EXCL
Di sisi lain, saat era bunga tinggi yang menantang, CIMB Niaga berhasil menghimpun dana murah (CASA) dengan rasio sebesar 69,9% dari total dana pihak ketiga (DPK)
"Kami tetap menjaga komitmen terhadap prioritas strategis, dimana area fokus utama kami berfokus memperluas basis nasabah dan meningkatkan himpunan dana murah (CASA), dan juga meningkatkan layanan digital," kata dia.
Selanjutnya di posisi kedua ada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan perolehan laba bersih Rp 5,7 triliun, naik 33,80% YoY dan menjadi Bank yang laba bersihnya tumbuh paling tinggi di antara bank KBMI 3 lainnya.
BSI menjadi bank di KBMI 3 yang mencatat pertumbuhan pembiayaan tertinggi, yakni mencapai 11,22% YoY menjadi Rp 240,32 triliun pada tahun lalu.Dari sisi pendanaan, BSI juga berhasil mencatatkan pertumbuhan DPK tertinggi di antara bank lainnya, mencapai 12,35% YoY.
Sementara itu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dengan kolaborasi yang kuat bersama ekosistem grup yang dimiliknya dengan MUFG dan Adira Finance, serta ditambah akuisisi portofolio kredit ritel konsumsi dari Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI), Danamon berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp 3,50 triliun atau naik 6% YoY pada tahun 2023.
Pencapaian tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit Danamon tertinggi sepanjang sejarah, yakni tembus 19% menjadi Rp 174,9 triliun pada tahun 2023.
Direktur Keuangan Danamon, Muljono Tjandra mengaku optimis untuk melanjutkan kinerja positif tersebut pada tahun ini.
Baca Juga: Volume Penjualan Semen INTP Naik 7% pada Januari, Cek Rekomendasi Sahamnya
"Untuk pertumbuhan kredit kami akan mengacu pada guidance dari regulator, dimana kami fokusnya higher single digit atau lower double digit, di kisaran angka 9%-10%," kata Muljono.
Di sisi lain, PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatatkan kinerja laba bersih yang menurun 13,37% YoY menjadi Rp 3,5 triliun pada tahun lalu. Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie mengatakan penurunan laba bersih tersebut disebabkan tingginya suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana serta penyaluran kredit yang menantang. Alhasil kredit dan DPK Bank Mega kompak menurun tahun 2023 lalu.
Bank Mega mencatat kenaikan cost of fund pada periode 2023 naik menjadi 4,43% dari 3,05% di tahun 2022. Sementara penyaluran kredit turun 5,68% secara tahunan dari Rp 70,29 triliun menjadi Rp 66,29 triliun pada tahun 2023.
"Jadi kalau kita lihat memang cost of fund naik luar biasa. Dalam setahun kemarin, BI saja sudah menaikkan suku bunga beberapa kali. Kemudian kredit agak bertolak belakang, minta bunganya turun padahal cost of fund naik," kata Diza.