Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank yang menjadi mitra distribusi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) mendulang cuan dari penjualan sukuk negara pada pada awal tahun ini. Pasalnya bank akan mendapatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari layanan yang diberikannya.
Yang terbaru, saat ini sedang dilakukan penawaran Sukuk Tabungan ST012 dalam dua tenor, yakni seri ST012T2 dengan tenor dua tahun, dan seri ST012T4 dengan tenor empat tahun, yang penawarannya berlangsung sampai 29 Mei 2024.
Sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Keuangan sebelumnya telah melakukan penawaran sukuk ritel seri SR020T3 dengan tenor tiga tahun, dan seri SR020T5 dengan tenor lima tahun. Perdagangan SBSN tersebut berlangsung dan ditawarkan selama periode 01 Maret sampai 27 Maret 2024.
Animo masyarakat yang tinggi terhadap penawaran SR020 tersebut berhasil mencatatkan penjualan di atas target, yakni tembus Rp 21,36 triliun. Sementara itu di sejumlah bank yang menjadi mitra distribusinya juga mencatat animo yang tinggi dari masyarakat.
Baca Juga: Bayar Pokok Obligasi Jatuh Tempo, Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Dana Rp 3 Triliun
Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), bank pelat merah ini mencatatkan penjualan bersih sukuk ritel seri SR020 sebesar Rp 1,7 triliun.
General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan, angka pencapaian ini berada di atas target yang sudah dicanangkan sebelumnya. Alhasil BNI berhasil mendulang cuan dari total penjualan tersebut yang dicatat sebagai pendapatan berbasis komisi sebesar Rp 5,5 miliar.
"Dengan tingginya animo dan kepercayaan masyarakat terhadap SR020, BNI Mencatat angka fee based income untuk SR020 di Rp 5,5 miliar, atau tercatat sebesar 0,315% dari sales volume pada saat SR020 berjalan," kata Henny kepada Kontan, Kamis (16/5).
Lebih lanjut Henny menyebut pendapatan komisi penjualan tersebut memang tergolong kecil jika dibandingkan dengan total fee based income dari layanan perbankan yang diberikan BNI.
"Namun fee based income dari SBN ritel ini tumbuh tumbuh positif dari tahun ke tahun," kata dia.
Sementara itu untuk sukuk tabungan seri ST012, Henny menyebut pihaknya memiliki target penjualan di angka Rp 1 triliun. Dia merinci, sampai dengan Senin (13/5), total penjualan ST012 di BNI mencapai Rp 584 miliar.
Adapun terkait dengan proyeksi tren penjualan SBN tahun ini, dengan melihat kondisi Ekonomi saat ini, BNI melihat Bank Indonesia diprediksi masih akan mempertahankan tingkat suku bunga 7DRR.
Henny menyebut hal ini harusnya menjadi positif sentimen untuk pasar obligasi, selain itu dengan tingkat pajak final di angka 10%, memberikan nilai lebih bagi Investor yang berinvestasi di SBN ritel.
Baca Juga: OJK Buka Suara Terkait Dugaan Hilangnya Dana Nasabah di Bank Tabungan Negara (BBTN)
"Untuk mendorong angka Penjualan SBN Ritel ini, kami akan mengadakan event dengan nasabah di beberapa Kota di Indonesia, dan memberikan program cashback khusus untuk nasabah Emerald BNI," kata Henny.
Sementara itu bank lainnya yang juga menjadi mitra distribusi adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
Consumer Funding & Wealth Business Head Danamon Ivan Jaya mengatakan, penjualan SR020 di Danamon cukup baik, dengan pencapaian volume penjualan untuk keseluruhan seri SR020 baik untuk SR020T3 dan SR020T5 mencapai sekitar 96% dari target penjualan.
"Kami melihat adanya antusiasme dari masyarakat yang cukup besar, khususnya untuk seri SR020T3 dengan tenor 3 tahun, di mana pencapaian penjualan mencapai lebih dari 105% dari target yang ditetapkan," kata dia kepada Kontan.
Meski tidak merinci berapa besar pendapatan dari penjualan tersebut, namun Ivan mengatakan kontribusi fee-based income dari penjualan SR020 mencapai lebih dari 10% dari total fee-based income yang didapatkan Danamon dari penjualan produk obligasi selama bulan Maret 2024.
Sementara itu untuk penawaran Sukuk abungan Seri ST012 yang sedang berlangsung, Ivan menyebut tingginya antusiasme masyarakat cukup baik, di mana sampai dengan 12 Mei 2024, Danamon sudah mencapai penjualan sekitar 155% dari target yang ditetapkan.
Ivan juga menjelaskan, penawaran produk SBSN non-tradable seperti ST012 memiliki pangsa pasar yang cukup berbeda apabila dibandingkan dengan SBSN tradable seperti SR020, di mana fitur floating with floor yang dimiliki ST012 akan menarik bagi investor yang akan melakukan investasi secara hold to maturity atau memanfaatkan fasilitas early redemption yang ada.
Adapun untuk proyeksi tahun ini, Danamon melihat tren bisnis penjualan SBN di tahun ini cukup positif. Kondisi suku bunga yang tinggi, ekspektasi bahwa suku bunga sudah mencapai puncaknya, dan imbal hasil obligasi yang menarik tentunya akan membuat seri-seri SBN menjadi menarik di mata investor.
Ivan menyebut, bagi investor yang ingin melakukan strategi buy and hold maupun investor yang ingin memanfaatkan momentum penurunan suku bunga untuk mendapatkan capital gain, kondisi imbal hasil obligasi saat ini adalah faktor yang membuat investasi di SBN menjadi sangat menarik.
"Melihat peluang ini, Danamon menyediakan fitur wealth management yang komprehensif seperti pembelian reksadana maupun SBN secara online di aplikasi mobile banking D-Bank PRO, serta meningkatkan kesadaran para investor terhadap kemampuan wealth management kami melalui kampanye “Solusi Investasi Cerdas”," kata Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News