kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Sejumlah bank syariah kerja keras agar bisa naik kelas


Kamis, 14 Februari 2019 / 17:07 WIB
Sejumlah bank syariah kerja keras agar bisa naik kelas


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank syariah bersiap untuk meningkatkan kinerja dan memperluas akses layanannya. Salah satu tujuannya adalah agar bisa naik kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU). 

Salah satunya adalah PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS). Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) ini juga ingin naik kelas ke BUKU III. Rencana ini bahkan telah dinyatakan perseroan sejak tahun lalu, tak lama setelah melantai di Bursa

"Sebenernya mudah saja naik ke BUKU III, tinggal tambah modal. Tapi bagaimana tambah modalnya? Namun upaya tersebut juga akan tergantung induk (BRI), kalau melihat potensi kami menjadi BUKU III signifikan bisa disuntik modal. Meski saat ini belum ada rencana penyuntikan modal dari induk tahun ini," papar Group Head Dana dan Haji BRI Syariah Wijayanto kepada Kontan.co.id

Meski demikian, Wijayanto bilang tahun ini, perseroan berniat makin menggeber kinerja. Baik dari performa pembiayaan maupun ikhtoar menghimpun DPK.

"Tahun ini DPK kami targetkan tumbuh 30%, sementara pembiayaan tumbuh 26% dari 2018 dengan total financing senilai Rp 20 triliun, jadi ada pertumbuhan sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun," jelasnya.

Di sisi lain, PT Bank BNI Syariah juga menargetkan bisa masuk kelompok BUKU III di tahun ini. Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo bilang, guna mewujudkan hal tersebut perseroan akan berupaya meminta restu dari induknya PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) alias pencatatan saham di bursa.

Melantai di bursa, disebut Abdullah jadi opsi paling potensial untuk menambah modal inti sesuai kepompok BUKU III, yaitu minimal Rp 5 triliun.

"Intinya kami mau masuk kelompok BUKU III, melalui strategi anorganik, pilihan kami melalui IPO. Tapi ini tentu butuh restu dari pemegang saham," katanya.

Abdullah menambahkan bahwa rencana go public ini sendirin telah masuk Rencana Bisnis Bank (RBB) perseroan tahun ini. Meski demikian ia mengaku belum pasang target berapa pengumpulan dana yang dibutuhkan.

"Untuk masuk BUKU III minimal modal itu Rp 5 triliun, sementara itu posisi modal kami saat ini mencapai Rp 4,2 triliun," katanya.

Sementara sepanjang 2018, BNI Syariah mencatatkan laba bersih senilai Rp 416,08 miliar. Nilai ini naik 35,67% (yoy) dibandingkan 2017 sebesar Rp 307 miliar. Sementara penyaluran pembiayaan sepanjang 2018 mencapai Rp 28,3 triliun, tumbuh 19,93% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×