kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.435   5,00   0,03%
  • IDX 7.736   -94,43   -1,21%
  • KOMPAS100 1.079   -10,72   -0,98%
  • LQ45 789   -8,41   -1,06%
  • ISSI 262   -2,74   -1,04%
  • IDX30 409   -4,48   -1,08%
  • IDXHIDIV20 475   -5,51   -1,15%
  • IDX80 119   -1,13   -0,94%
  • IDXV30 129   -0,75   -0,58%
  • IDXQ30 132   -1,48   -1,11%

Sejumlah Perbankan Genjot Penjualan Aset-Aset Bermasalah


Selasa, 02 September 2025 / 06:00 WIB
Sejumlah Perbankan Genjot Penjualan Aset-Aset Bermasalah
ILUSTRASI. Perbankan terus menggenjot penjualan aset-aset bermasalah sebagai pendorong kenaikan pendapatan non bunga bank hingga semester I tahun 2025./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/06/2022.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus menggenjot penjualan aset-aset bermasalah pada tahun ini. Penjualan ini menjadi salah satu pendorong kenaikan pendapatan non bunga bank hingga semester I tahun 2025.

PT Bank KB Indonesia (KB Bank) misalnya, yang hingga 30 Juni 2025, telah menuntaskan sejumlah inisiatif pemulihan kualitas aset, terutama melalui penjualan aset non performing loan (NPL) dan hapus buku (write-off), sesuai dengan target yang di tetapkan untuk pertengahan tahun. 

Robby Mondong, Wakil Direktur Utama KB Bank mengatakan, memasuki semester kedua 2025, pihaknya merencanakan penjualan aset NPL dan write-off sekitar Rp 600 miliar – Rp 700 miliar, sejalan dengan strategi pemulihan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Modal Kerja Masih Belum Semarak, Perbankan Beberkan Sebabnya

"Selain penjualan aset, kami juga menjalankan upaya pemulihan lain seperti penguatan aktivitas collection, hapus buku selektif, serta penambahan pencadangan CKPN dengan target menurunkan NPL gross ke kisaran 5%–6%," ungkap Robby kepada kontan.co.id, Jumat (29/8).

Robby menjelaskan, skema yang paling banyak di lakukan dalam penjualan aset adalah melalui asset swap dengan instrumen sukuk, sebagaimana berhasil dilakukan pada kuartal I 2025. Model ini kata Robby terbukti efektif, di samping upaya lain yang sifatnya lebih selektif.

Adapun pada semester kedua tahun ini pihaknya menargetkan target pemulihan sekitar Rp 300 miliar.

"Recovery melalui penjualan aset bersifat non-recurring, sehingga tidak sepenuhnya relevan jika dibandingkan secara tahunan (yoy). Namun, inisiatif ini tetap memberikan kontribusi positif bagi perbaikan kualitas aset dan memperkuat pondasi pertumbuhan operasional yang lebih sehat di tahun-tahun selanjutnya," tandasnya.

Sementara itu, dalam upaya penyelesaian aset bermasalah, Direktur Keuangan PT Bank Raya Indonesia Rustarti Suri Pertiwi menjelaskan, Bank Raya melakukan beberapa skema, seperti skema penyelesaian damai melalui komunikasi yang baik dan negosiasi dengan nasabah, skema lelang melalui KPKNL, Kerjasama dengan pihak ketiga maupun skema  lainnya.

"Sampai dengan saat ini skema penyelesaian damai masih mendominasi pencapaian recovery," ucap wanita yang akrab disapa Tiwi ini.

Sampai dengan bulan Juni 2025, total pendapatan recovery Bank Raya mencapai Rp 40 miliar.  Tiwi menyebut, pendapatan recovery di tahun ini memang lebih rendah dari tahun lalu.  

Baca Juga: Saham Bank BUMN Kompak Melemah Senin (1/9/2025), BMRI Catat Penurunan Terdalam

Pencapaian ini kata Tiwi karena pihaknya menyadari bahwa strategi diskusi dan negosiasi yang perlu dilakukan pada tiap-tiap aset yg dimiliki kadang kala membutuhkan strategi yang berbeda-beda dalam penyelesaiannya. Apalagi penyelesaian memang sangat terkait dengan pihak eksternal, seperti investor.

Adapun Ramon Armando Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara (BTN) menyampaikan, sampai dengan Juni 2025 penjualan bersama untuk aset kredit macet aktif komersial sebesar Rp 33 miliar dan untuk aset kredit macet pasif komersial sebesar Rp 54 miliar 

Penjualan aset bermasalah terhadap kredit yang dihapus buku pun disebut menunjukkan peningkatan, hal ini tecermin dari pendapatan recovery komersial sampai dengan kuartal I 2025 yang meningkat 10% dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2024.

"Pola Penjualan aset komersial macet yang paling banyak dilakukan adalah melalui skema pelunasan/penjualan bersama," ujar Ramon.

Selanjutnya: Strategi Cuan Bitcoin Saat September Effect!

Menarik Dibaca: Spesifikasi Lengkap iPhone 11: Layarnya Luas, Kamera Ganda & Performa Oke

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×