Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Memasuki tahun 2024, sejumlah perbankan optimis kredit sindikasi akan mencatatkan tren yang positif.
Adapun penyaluran kredit sindikasi di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 26 Desember 2023 tercatat tembus US$ 28.588,15 juta atau setara Rp442,54 triliun (asumsi kurs Rp15.480).
Berdasarkan Bloomberg League Table Reports, kesepakatan kredit sindikasi dari sisi mandated lead arranger (MLA) telah mencapai 69 proyek, dengan melibatkan 64 bank sebagai MLA atau pihak yang mengatur dalam pembentukan sindikasi.
Baca Juga: Transaksi Kartu Kredit Perbankan Meningkat Saat Nataru
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih bertahan sebagai jawara dalam partisipasinya pada pembiayaan sindikasi di tahun 2023. Bank dengan logo pita emas ini telah berpartisipasi dan sekaligus menjadi MLA dalam 38 transaksi dengan nilai kredit sebesar US$4.390,77 juta jika melihat data Bloomberg League Table Reports per 26 Desember 2023.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan dengan pangsa pasar 15,36% pihaknya mampu mempertahankan posisi peringkat pertama tersebut.
Indah bilang meskipun secara keseluruhan volume kredit sindikasi di Indonesia pada tahun 2023 telah mengalami penurunan sebesar 14,54% secara year to date (YtD) dibandingkan posisi per 31 Desember 2022, meski begitu dia bilang pangsa pasar Bank Mandiri di kredit sindikasi Indonesia masih tetap tumbuh 7,3% jika dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2022.
"Penurunan di Indonesia terjadi karena volume kredit sindikasi tahun 2022 masih dipengaruhi oleh pergerakan ekonomi yang tumbuh signifikan setelah perlambatan pada masa pandemi Covid-19. Namun Bank Mandiri masih dapat tumbuh, ini yang mencerminkan dedikasi kami dalam memberikan dukungan finansial yang handal dan terdepan di Indonesia guna terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata indah kepada Kontan belum lama ini.
Adapun penyaluran kredit sindikasi yang dipimpin Bank Mandiri di tahun 2023 ini mencakup sektor infrastruktur, natural resources, consumer goods, dan metal processing. Selain itu, selama tahun 2023 Bank Mandiri juga melihat adanya tren pertumbuhan untuk pembiayaan pada sektor energi baru terbarukan (EBT).
Sementara memasuki tahun 2024, Indah mengatakan pihaknya melihat pembiayaan sindikasi akan terus berkembang pada proyek-proyek berbasis keberlanjutan, seperti green loan dan sustainability linked loan, ataupun pembiayaan pada proyek-proyek EBT.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Laju Kredit Perbankan Ditopang Segmen Kredit Korporasi
"Selain itu, rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) kami perkirakan juga akan mendorong tumbuhnya volume pembiayaan sindikasi pada tahun mendatang," kata dia.
Meski tidak menyebut secara rinci pipeline dan target pendapatan dari kredit sindikasi, namun Indah bilang Bank Mandiri kedepannya berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pembiayaan-pembiayaan yang prudent kepada berbagai sektor, terutama sektor-sektor yang secara langsung merupakan katalis utama pertumbuhan ekonomi.
"Bank Mandiri berharap dapat terus mempertahankan posisinya sebagai bank dengan market share terbesar dalam MLA League Table di Bloomberg pada tahun 2024 nanti, dan fee based income dari sindikasi pada tahun 2024 juga diharapkan akan tumbuh," kata dia.
Kredit sindikasi dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sepanjang tahun 2023 juga menunjukkan tren yang sangat positif, dimana perseroan telah berpartisipasi dan sekaligus menjadi MLA dalam 24 transaksi dengan nilai kredit sebesar US$2.820,07 juta dan market share sebesar 9,86% jika melihat data Bloomberg League Table Reports per 26 Desember 2023.
Dengan market share tersebut, BRI menduduki posisi ketiga sebagai MLA, berada di bawah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang berada di posisi kedua sebagai bank yang berpartisipasi dan sekaligus menjadi MLA dalam 26 transaksi dengan nilai kredit sebesar US$3.207 juta dan market share sebesar 11,22%.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyebut kredit sindikasi BRI tersebut tumbuh sebesar 24,2% secara tahunan (YoY), dimana mayoritas pembiayaan disalurkan ke Sektor Energi, Agribisnis, Industri pengolahan, Pertambangan dan Oil&Gas.
Baca Juga: Tren Suku Bunga Tinggi, Bank Kecil Berlomba Incar Dana Murah
"BRI melihat sektor-sektor ini juga akan tetap prospektif di tahun 2024," kata dia kepada Kontan. Hendy juga menyebut pipeline yang sedang ditangani saat ini oleh BRI untuk diproses pada tahun depan terdapat sekitar 11 Projek Sindikasi dengan nilai kepersertaan mencapai sekitar Rp20 triliun.
"Target Fee Based Income BRI dari sindikasi untuk tahun 2024 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 25% dibanding 2023 seiring dengan pemulihan ekonomi dan dukungan kepada proyek-proyek strategis," tambahnya.
Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga memproyeksikan kedepannya kredit sindikasi akan tetap tumbuh positif. Berdasarkan data Bloomberg League Table Reports per 26 Desember 2023., BCA menempati posisi keempat dan telah berpartisipasi, sekaligus menjadi MLA dalam 23 proyek sindikasi dengan nilai kredit sebesar US$2.425,67 juta dan market share sebesar 8,43%.
"BCA menyalurkan ke proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, dan kelistrikan," kata Hera F Haryn, EVP Secretariat and Corporate Communication BCA belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News