Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menaksir 20% kredit yang disalurkan bank perkreditan rakyat (BPR) bakal terimbas pandemi.
“Dari nilai penyaluran kredit hingga Maret 2020 Rp 111,44 triliun, 60% tersalur ke segmen produktif, sampai akhir tahun nanti sekiranya ada 20% yang berpotensi direstrukturisasi,” katanya dalam paparan virtual, Kamis (11/6).
Baca Juga: Likuiditas mumpuni, bank daerah kebut restrukturisasi kredit
Dengan penyaluran Rp 111,44 triliun pertumbuhan kredit BPR/BPRS sejatinya masih cukup baik sebesar 9,990% (yoy). Sayangnya pertumbuhan yang baik tak seiring dengan kualitasnya, sepanjang 2020 non performing loan (NPL) terus merangkak dan berada pada level 7,95% per Maret 2020.
Kredit macet, tingkat kesehatan bank, dan likuiditas disebut Joko memang akan jadi tantangan terbesar buat BPR/BPRS selama pandemi. Meski demikian, Joko masih optimistis pertumbuhan kredit BPR/BPRS masih dapat tumbuh positif setidaknya hingga akhir tahun.
“Ada sejumlah sektor yang masih berpotensi misalnya agrikultur, kesehatan, teknologi, dan ritel. Perhitungan kami, dengan skenario sangat berat, kredit BPR/BPRS masih bisa tumbuh 3%-5%,” sambung Joko.
Baca Juga: Sah, KB Kookmin Bank bakal jadi pengendali Bank Bukopin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News