Reporter: Issa Almawadi | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Pesatnya perkembangan internet dan pasar modal menyebabkan perusahaan sekuritas kian mengincar nasabah ritel. Meski harus mengeluarkan dana besar, sekuritas tetap menghadirkan layanan online trading guna memperbesar basis nasabah ritel.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari 116 sekuritas yang menjadi Anggota Bursa (AB), sudah 70% menyediakan fasilitas online trading. Di Januari- Juli 2013 saja, ada tiga sekuritas yang meluncurkan online trading, yakni Samuel Sekuritas, Woori Korindo Securities Indonesia dan Trust Securities.
Equity Director Woori Korindo, Dedy Elfian, mengatakan online trading telah menambah jumlah nasabah dan transaksi. Woori Korindo meluncurkan online trading di Januari lalu dan hingga Juni tercatat pertumbuhan nasabah 30%. Saat ini Woori memiliki 10.000 nasabah aktif, padahal di awal tahun baru 5.000 nasabah. "Kami berharap, bisa mencatat rata-rata nilai transaksi harian Rp 200 miliar di akhir tahun. Hingga Juni transaksi harian antara Rp 70 miliar - Rp 120 miliar," ujarnya.
Sabam Hamonangan Hutapea, Direktur Trust Securities, mengatakan online trading Trust yang telah diujicoba sejak setahun yang lalu, diharapkan dapat memfasilitas transaksi nasabah. Trust mengincar 1.000 nasabah dalam satu tahun ke depan, dari posisi saat ini sebanyak 700 nasabah. "Kami berharap, nilai transaksi harian bisa menyentuh Rp 100 miliar pada akhir tahun, dari posisi Juni sekitar Rp 40 miliar," tutur.
Dengan online trading, Trust semakin melengkapi layanan yang telah ada. Seperti pendapatan tetap, riset dan analisa keuangan. "Online trading kami akan dimaksimalkan dengan Keunggulan kami, melakukan pelatihan pemahaman pasar modal secara gratis.," terangnya.
Ampuhnya, online trading menjaring nasabah ritel baru dan meningkatkan transaksi menyebabkan beberapa sekuritas tertarik mengembangkan layanan ini. BEI mencatat, dalam sisa tahun ini ada 9 sekuritas yang mengantre guna dapat izin dari regulator.
Adikin Basirun, Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI, mengatakan ke sembilan AB tersebut masih memproses rencana peluncuran online trading dari sisi internal dan teknis. "Sebagian sudah menyiapkan sistem online trading untuk dapat integrasi dengan remote trading yang ada di kantor masing-masing," ujarnya.
Adikin belum dapat mengungkapkan nama-nama AB yang akan meluncurkan layanan online trading tersebut. Yang jelas sembilan AB itu telah merencanakan layanan online trading sejak tahun lalu.
Jika rencana tersebut terealisasi tahun ini, total AB yang memiliki online trading sudah capai 80%. Pengajuan layanan online trading ke BEI hanya melalui surat dan tidak perlu membayar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News