Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) hingga semester I-2017 membukukan perolehan laba mencapai Rp 10,5 triliun.
Jumlah tersebut meningkat 10% dibanding pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,6 triliun.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan salah satu pendongkrak pertumbuhan laba perseroan antara lain dari menurunnya biaya pencadangan.
Benar saja, biaya pencadangan bank swasta terbesar ini menurun 53,3% per Juni 2017 menjadi Rp 936 miliar dari Rp 2 triliun pada periode tahun sebelumnya.
"Provisi kami berkurang, ini artinya potensi kredit macet makin sedikit," kata Jahja kepada KONTAN, Kamis (3/8).
Lebih lanjut, meski tidak mematok pertumbuhan laba secara spesifik, BCA menyebut pihaknya akan mencoba mengendalikan biaya operasional guna menekan tergerusnya laba.
Selain itu, bank bersandi saham BBCA ini juga akan meningkatkan volume usaha atau pertumbuhan kredit perseroan.
Sebagai informasi saja, selain penurunan pencadangan, laba perseroan ditopang oleh biaya pendapatan. Pendapatan bunga bersih dan pendapatan lainnya yang mengalami kenaikan 4,9% menjadi Rp 27,4 triliun di semester I 2017 dibanding periode tahun lalu Rp 26,1 triliun.
Pendapatan bunga bersih pun masih berkontribusi sebesar 74,3% terhadap total pendapatan operasional yang mencapai Rp 27,41 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit BCA tercatat tumbuh 11,9% secara yoy menjadi Rp 433,61 triliun pada paruh pertama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News