Reporter: Annisa Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi
Kendati demikian, Harjanto menilai pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat memberikan angin segar kepada perusahaan, untuk memulihkan pasar otomotif. Oleh karenanya, saat ini perusahaan tengah berupaya untuk memaksimalkan kinerja guna menekan NPF sekaligus mengejar ketertinggalan yang ada.
Sementara Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim menjelaskan, ke depan pihaknya memproyeksi NPF berada di level 1,18%. Oleh sebabnya, untuk mencapai target tersebut pihaknya melakukan akuisisi secara bijaksana, yakni melalui pengecekan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
“Tentu sajak PSBB dampak signifikan yang paling terasa adalah turunnya pasar mobil dan naiknya NPF. Namun karena pelonggaran PSBB ini, secara bertahap kami mulai masuk pasar otomotif lagi. DP yang semula kami patok 50% pun, sekarang sudah di turunkan menjadi 35%. Tujuannya agar perusahaan semakin agresif memasuki pasar,” ujarnya.
Baca Juga: New Normal, Restrukturisasi Multifinance Tak Berhenti
Asal tahu saja sebelumnya untuk menekan pembiayaan bermasalah, BCA Finance sempat fokus pada restrukturisasi. Roni bilang, setelah masa restrukturisasi, anak Bank BCA ini akan memebri kesempatan kepada debitur guna memperpanjang masa kreditnya menjadi 12 ataupun 24 bulan.
Menurutnya, hal ini bertujuan agar angsuran setelah pandemi menjadi lebih kecil, sehingga cicilan debitur lebih terjangkau dalam melunasi utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News