CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Sempat naik, bank optimistis biaya bakal melandai di kuartal IV-2019


Jumat, 01 November 2019 / 15:00 WIB
Sempat naik, bank optimistis biaya bakal melandai di kuartal IV-2019
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Mandiri Jakarta.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat rasio biaya dana bank alias cost of fund (CoF) beberapa bank sedikit meningkat. Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan posisi CoF ada di level 2,9% per September 2019. Posisi tersebut naik tipis dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,8%.

Merujuk presentasi perusahaan, peningkatan CoF tersebut utamanya disebabkan oleh adanya kenaikan biaya dana dalam mata uang rupiah dari 3,1% menjadi 3,3%. Sementara itu untuk mata uang valuta asing (valas) juga ikut meningkatan sebanyak 40 bps secara tahunan menjadi 2% per akhir kuartal III-2019.

Meski begitu, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan posisi tersebut masih relatif stabil. 

Peningkatan juga disebabkan adanya pengurangan dana murah alias current account and saving account (CASA). Tercatat per kuartal III 2019 porsi CASA ada di level 63,7% menurun dari tahun sebelumnya 64,5% menjadi sebesar Rp 567,5 triliun. Sementara itu, pertumbuhan deposito relatif cukup besar yakni sebesar 9,54% yoy.

Baca Juga: Meski turun, NIM perbankan di Indonesia masih tertinggi di ASEAN

Hery menjelaskan, posisi CoF kemungkinan besar bakal mengalami penurunan di kuartal IV-2019. Hal ini menurutnya sejalan dengan penyesuaian tingkat bunga dana terhadap bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate (7DRRR). 

"Bunga DPK akan mengikuti turun, dan masih ada ruang penurunan hingga 25 basis poin (bps) lagi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (1/11).

Serupa dengan Bank Mandiri, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga turut mencatatkan peningkatan CoF. Merujuk laporan perusahaan, per September 2019 tercatat posisi CoF ada di level 2%. Kendati masih sangat rendah, faktanya CoF BCA meningkat dari periode setahun sebelumnya yang mencapai 1,77%. 

Meski begitu, posisi CoF BCA di kuartal III 2019 merupakan terendah sejak awal tahun 2019.

EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F. Haryn mengatakan peningkatan tersebut merupakan dampak dari  meningkatnya suku bunga deposito yang dilakukan secara bertahap. BCA menjelaskan, sepanjang tahun 2018 lalu pihaknya telah meningkatkan bunga deposito sebesar 175 basis poin (bps). 

"Namun pada tahun ini, CoF dapat dikendalikan karena BCA sudah mulai menurunkan suku bunga deposito sejak Juli 2019," ungkapnya.

Lebih lanjut, bank swasta terbesar di Tanah Air ini juga mengklaim bahwa posisi tingkat biaya dananya merupakan yang terendah dibandingkan bank pesaing. Wajar jika CoF terbilang rendah, sebabnya dari total dana pihak ketiga (DPK) BCA yang mencapai Rp 683,05 triliun sebanyak 75,2% merupakan CASA.

CASA BCA juga masih tumbuh 7,6% secara yoy dari Rp 477,53 triliun per September 2018 menjadi Rp 513,88 triliun di September 2019. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri pula bahwa dana mahal alias deposito BCA juga tumbuh tinggi mencapai 19,7% yoy menjadi Rp 169,16 triliun.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menjelaskan bahwa sejak kuartal II 2019 lalu posisi biaya dana OCBC NISP relatif tidak banyak berubah.

Walau tidak merinci secara detail, OCBC NISP menyatakan bahwa secara keseluruhan, posisi rasio CASA OCBC NISP masih stabil di level 38% per kuartal III 2019 alias belum banyak bergerak sejak awal tahun. 

OCBC NISP juga mencatatkan posisi DPK masih meningkat 7% secara yoy menjadi Rp 175,35 triliun. Namun, jika dirinci, posisi tabungan perseroan meningkat cukup tinggi sebesar 27% dari Rp 21,3 triliun menjadi Rp 27,13 triliun di periode akhir September 2019.

Baca Juga: Pendapatan bunga bersih perbankan mulai seret

Beberapa bank besar lain, seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pun mencatatkan CoF meningkat sebanyak 0,4% yoy menjadi 3,2% berdasarkan presentasi perusahaan.

Meski begitu posisi CASA BNI naik dari 61,9% per September 2018 menjadi 64,3% di akhir September 2019. Peningkatan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan rekening DPK sebanyak 15,5% yoy atau tumbuh 6,4 juta per kuartal III 2019 menjadi 47,8 juta rekening.

Bukan bank besar saja, bank menengah seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga mengalami hal serupa. Per kuartal III 2019 posisi CoF tercatat sebesar 3,13% atau naik dari tahun sebelumnya 3,07%. Peningkatan tersebut tak terlepas dari pesatnya peningkatan DPK perseroan di sembilan bulan pertama 2019 yang mencapai 15,83% yoy menjadi Rp 61,2 triliun.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menegaskan pihaknya menargetkan akhir tahun CoF ada di level 3,07%. Salah satu strategi mengejar target tersebut tak lain dengan menekan biaya berdana mahal sambil melakukan promosi tabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×