Reporter: Adrianus Octaviano, Lydia Tesaloni | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah perkembangan digital yang kian pesat, ancaman siber menjadi tantangan tersendiri bagi industri keuangan. Tak terkecuali perbankan. Sejumlah bank menyiapkan berbagai strategi demi menjaga keamanan dana kelolaannya.
Direktur Utama Bank DIY Santoso Rohmad mengungkapkan, ancaman siber yang saat ini sering menjerat nasabah adalah phising. Ia menilai kejadian tersebut erat kaitannya dengan literasi keuangan masyarakat.
“Dari laporan, selama ini Yogyakarta itu kan banyak sekali. Di tempat kami kejadian itu ada tapi termasuk rendah,” ungkap Santoso kepada Kontan, Selasa (9/12/2025).
Baca Juga: Clipan Finance (CFIN) Alami Serangan Siber, Begini Penjelasan Manajemen
Salah satu modusnya adalah pengadaan program yang mengatasnamakan bank. Untuk mencegah nasabah terjerat modus tersebut, Santoso bilang pihaknya memastikan identitas apa pun yang mirip dengan Bank DIY, termasuk nama dan tautan internet, hanya dimiliki oleh bank.
Selain itu, Santoso mengaku percobaan peretasan juga kerap dialami Bank DIY. Kalau untuk kasus itu, menurutnya perilaku disiplin internal memainkan peran penting. Selain pengetatan distribusi informasi, ia bilang penting untuk melaksanakan setiap saran otoritas saat melakukan pemeriksaan. Termasuk, soal penggantian komputer obsolote.
Santoso memastikan pihaknya melakukan monitor rutin terhadap pergerakan rekening, termasuk di Bank Indonesia (BI).
“Kami cocokkan setiap transaksi, berusaha untuk rekonsiliasi secepat mungkin antara kami dan rekening di Bank Indonesia sesuai informasi yang kami dapat. Sehingga kalau misalkan terjadi anomali, segera terdeteksi,” papar Santoso.
Sementara itu, Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum Allo Bank Ganda Raharja Rusli mengaku pihaknya mengantisipasi serangan siber dengan berbagai metode. “Termasuk dengan melakukan stress test terhadap ketahanan siber bank,” kata Ganda.
Ganda memastikan Allo Bank disiplin memantau setiap anomali yang mengindikasi peningkatan serangan siber. Pun jelang libur nataru ini, ia bilang bank telah meningkatkan upaya monitoring atas risiko serangan siber.
Baca Juga: AI Makin Marak di Perbankan, OJK Ingatkan Risiko Serangan Siber dan Bias Algoritma
Keamanan berlapis juga diterapkan Oke Bank. Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah menyebut, itu juga dibarengi dengan pemantauan 24 jam serta teknologi deteksi ancaman.
Namun begitu, ia tak menampik bahwasannya serangan bakal tetap terjadi. Di antaranya akibat pishing, kesalahan manusia, hingga celah aplikasi. Maka dari itu, peningkatan kesadaran dari sisi nasabah, serta pengujian keamanan berkala dari sisi bank, tetap sangat penting untuk menjaga ketahanan digital.
Menurutnya, itu semua adalah pakem yang harus terus diperkuat sejak awal menggunakan layanan digital. “Kalau masih ada PR, berarti sistemnya masih dipertanyakan,” tegas Efdinal.
Selanjutnya: Emiten Hermanto Tanoko (DEPO) Siap Ekspansif di Tahun 2026, Intip Prospeknya
Menarik Dibaca: Ada Lazada 12.12 Promo Habis-Habisan, Berlangsung Mulai 11 hingga 14 Desember
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













