CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.341.000   -7.000   -0,30%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

AI Makin Marak di Perbankan, OJK Ingatkan Risiko Serangan Siber dan Bias Algoritma


Minggu, 23 November 2025 / 19:10 WIB
AI Makin Marak di Perbankan, OJK Ingatkan Risiko Serangan Siber dan Bias Algoritma
ILUSTRASI. Seiring pesatnya perkembangan teknologi, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) mulai meluas di sektor perbankan. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pesatnya perkembangan teknologi, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) mulai meluas di sektor perbankan.

Namun, survei terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap sejumlah dampak negatif yang perlu diantisipasi industri.

Dalam Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) untuk kuartal IV-2025, disebutkan bahwa sebagian bank telah menggunakan AI dalam berbagai proses bisnis.

Baca Juga: Asuransi Jasindo Terapkan Strategi Ini untuk Meningkatkan Permodalan

Salah satu temuan penting adalah potensi tergesernya peran manusia dalam layanan perbankan.

Survei mencatat, otomatisasi berbasis AI berpotensi menggantikan fungsi manusia, terutama di area operasional dan layanan dasar yang bersifat repetitif serta manual.

Meski demikian, teknologi AI diakui mampu meminimalkan human error pada aktivitas berulang.

Selain itu, terdapat risiko yang berkaitan dengan keamanan siber dan ketergantungan teknologi.

Sistem perbankan yang semakin terotomatisasi dan saling terhubung menjadikan data lebih rentan terhadap manipulasi maupun serangan siber.

SBPO juga menyoroti masalah etika dan privasi data. Penggunaan AI biasanya melibatkan pemrosesan data pribadi dalam jumlah besar, sehingga memunculkan pertanyaan mengenai transparansi, perlindungan data pribadi, dan persetujuan (consent) yang akuntabel.

Baca Juga: Dapen BCA Sebut Tidak Pernah Menerima Special Rate Dalam Menempatkan Dana di Deposito

“Terutama jika tidak disertai kebijakan Perlindungan Data Pribadi serta prinsip persetujuan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan,” tulis laporan survei tersebut dikutip Minggu (23/11/2025).

Dampak negatif lainnya adalah potensi bias dalam pengambilan keputusan, mengingat AI sangat bergantung pada kualitas data dan algoritma yang digunakan.

Dengan berbagai risiko tersebut, OJK menegaskan bahwa penggunaan AI di sektor perbankan harus tetap berada di bawah kendali kecerdasan manusia.

AI dapat menggantikan prosedur, namun tidak dapat menggantikan nilai-nilai etika, kepercayaan, serta integritas yang menjadi fondasi utama industri perbankan.

Selanjutnya: Cermati Rekomendasi Saham Konsumer: AMRT, MYOR, ICBP, dan ERAA untuk Senin (23/11)

Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×