Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) terkait produk unitlink yang diterbitkan tahun lalu telah menunjukkan efeknya dalam hal imbal hasil investasi.
Selain membuat perusahaan asuransi menjadi lebih selektif dalam memasarkan produk unitlink berdasarkan SEOJK 5/2022, transparansi penempatan investasi unitlink juga telah menjadikan ke banyak perusahaan tak sembarangan.
Ini tercermin dari imbal hasil unitlink yang justru mengungguli indeks-indeks lainnya, terutama yang berbasis saham dan pendapatan tetap. Berdasarkan data Infovesta di akhir Maret 2023, imbal hasil unitlink saham secara year to date senilai 1,50%, sementara Indeks Harga Saham Gabungan senilai -0,87% dan indeks LQ45 senilai 0,05%.
“Unitlink jadi lebih baik pengelolaannya dan sudah tidak bisa ditempatkan di saham aneh-aneh,” ujar Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana.
Baca Juga: Allianz Life Indonesia Punya Lebih dari 13 Juta Pemegang Polis
Wawan bilang kondisi tersebut akhirnya yang membuat kinerja unitlink ini justru bisa lebih baik dari indeks lainnya. Menurutnya, saat ini sebagian perusahaan asuransi jiwa memilih menempatkan pada saham yang tergolong memiliki kapitalisasi besar.
Selain itu, ia juga melihat hal tersebut juga terjadi pada unitlink yang berbasis pendapatan tetap yang secara year to date di akhir Maret 2023 juga di level 1,21%. Ini juga dipengaruhi kondisi kenaikan suku bunga yang sudah mulai mereda.
Meskipun demikian, Wawan mengingatkan bahwa nasabah unitlink tidak berpuas diri melainkan tetap memantau portofolionya masing-masing yang saat ini juga sudah transparan. Sesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
“Tetap pantau dan jangan karena ilustrasinya bagus saham jadi pilih saham, tetap sesuaikan,” tambahnya.
Sementara itu, Wawan juga mengingatkan jika memang merasa portofolio di suatu produk memiliki kinerja kurang baik, maka bisa dilakukan juga switching ke basis dana yang lain.
“Saham di atas kertas bisa memungkinkan untuk cuti premi nantinya, tapi kita nggak tahu saham itu sangat volatil, kalau mau yang pasti, pendapatan tetap lebih menjanjikan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengungkapkan bahwa saat ini imbal hasil produk unitlink selama kuartal 1 tertinggi untuk yang berbasis pendapatan tetap yang mencapai 2.8% year to date.
“Untuk fund yang masih diminati nasabah sampai saat ini masih jenis fund fixed income,” ujarnya.
Baca Juga: Prudential Syariah Bayarkan Klaim Rp 1,7 Triliun Sepanjang 2022
Eben juga mengungkapkan bahwa untuk yang berbasis saham, penempatan masih mendominasi di sektor keuangan dan infrastruktur. Ia bilang saham yang dipilih adalah yang memiliki bobot cukup besar terhadap indeks.
Berdasarkan data Infovesta salah satu produk BNI Life yang berbasis saham dengan imbal hasil terbesar ada pada produk BLife Link Saham Maksima dengan imbal hasil 0,56%
Meskipun demikian, premi unitlink di BNI Life hingga Maret 2023 masih mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 402,1 miliar menjadi Rp 314,5 miliar. Di mana, produk unitlink milik BNI Life yang telah disesuaikan dengan SEOJK 5/2022 ada empat produk.
Berbeda dengan ke banyak perusahaan asuransi jiwa baru-baru ini yang mulai gencar mengeluarkan produk baru unitlink, BNI Life memilih masih untuk fokus pada penyesuaian terhadap regulasi tersebut.
“Karena fokus pada penyesuaian dengan SEOJK 05 serta menambah atau memperbaiki asuransi tambahan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News