kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setidaknya ada tiga bank yang akan rights issue tahun depan, begini rinciannya


Kamis, 12 Desember 2019 / 21:28 WIB
Setidaknya ada tiga bank yang akan rights issue tahun depan, begini rinciannya
ILUSTRASI. Sejumlah perbankan tengah melakukan persiapan penambahan modal melalui rights issue


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan tengah melakukan persiapan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Setidaknya, sudah ada tiga bank yang memastikan akan melakukan rights issue di tahun 2020 mendatang.

Ketiga bank tersebut yakni PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan proses rights issue sampai saat ini masih terus berjalan.

Baca Juga: Sentimen politik bakal jadi pengganjal emas bullish tahun depan

Kendati demikian, Eko mengatakan pihaknya belum dapat membeberkan waktu yang tepat untuk melakukan rights issue. Namun, kemungkinan besar rights issue Bukopin baru bakal terlaksana di tahun 2020 mendatang. "Ini kan membutuhkan waktu agak lama untuk rights issue sekitar satu tahun," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (12/12).

Lebih lanjut, bank bersandi saham BBKP ini mengatakan kebutuhan dana dari rights issue yakni berkisar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. Dana tersebut nantinya bakal dipakai Bukopin untuk mempertebal rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR).

Ketika ditanyakan mengenai siapa yang bakal menjadi pembeli siaga, Eko mengatakan hal tersebut sepenuhnya tergantung dari keputusan pemegang saham perusahaan. "Itu semua keputusannya ada di pemegang saham, kita serahkan seluruhnya," sambungnya.

Baca Juga: Skandal cessie Bank Bali: Kongkalingkong berbau politik

Adapun, di tahun depan Bukopin mengatakan pertumbuhan kredit masih akan tumbuh satu digit di kisaran 8%-9% secara year on year (yoy). Hal ini dikarenakan perseroan memilih untuk terus memperbaiki kualitas aset sambil memilih memberikan kredit ke segmen yang cenderung berisiko rendah.

"Kredit komersial memang kami sudah turunkan untuk perbaiki kualitas, tapi kredit kami sejauh ini masih tumbuh 4%-5%," terangnya. Eko menjelaskan, ke depan Bank Bukopin akan lebih gencar menyasar segmen komersial.

Lewat strategi tersebut, diproyeksikan rasio kredit macet Bukopin atau non performing loan (NPL) akan diupayakan di bawah 5%. "NPL kami stabil, kita sedang dorong dari sisi transaksi. Akhir tahun kami proyeksikan trade transaksi tumbuh 200% menjadi Rp 3 triliun," tegasnya.

Baca Juga: BI prediksi ada potensi aliran modal asing mengalir ke Indonesia

Sebagai tambahan informasi saja, Bank Bukopin sebelumnya telah mendapat izin dari pemegang saham untuk menggelar rights issue dengan menerbitkan 4,66 juta saham seri B dengan nominal Rp 100 per saham. Belum diketahui siapa yang akan menyerap rights issue tersebut.

Adapun, saat ini ada empat pemegang saham utama Bank Bukopin saat ini. Sebanyak 23,39% sahamnya dimiliki oleh Bosowa Corporindo, lalu 22% dikuasai lembaga keuangan Korea Kookmin Bank, 5,02 % dimiliki Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia/KOPELINDO dan 8,9% digenggam pemerintah Indonesia. Selebihnya dimiliki publik.

Selain Bukopin, BKE juga memastikan akan melangsungkan rights issue di tahun depan. Namun bukan HMETD, bank ini akan melakukan penerbitan saham baru tanpa hak memesan terlebih dahulu atau private placement yang diserap oleh PT Danadipa Artha Indonesia. BKE dalam prospektus sahamnya yang terbit (12/12) menyatakan akan menerbitkan 100 juta saham seri B.

Baca Juga: Naik sementara, harga emas hingga akhir 2019 akan cenderung sideways

Adapun, Danadipa tercatat sebagai salah satu pemegang saham bank BKE dengan kepemilikan saham 21%. Tahap pertama, perusahaan ini akan mengakuisisi kepemilikan Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) di BKE sekitar 25,43% dan saham Recapital sebesar 19,68%.

Setelah akuisisi rampung maka nantinya Danadipa akan menjadi pengendali saham Bank BKE dengan kepemilikan sebesar 92,63%. Sisanya akan dimiliki oleh Reliance Sekuritas sebesar 4,47%, PT Koin Investama Nusantara 2,16%, Dana Pensiun Jasa Raharja 0,75%, Dana Pensiun Asuransi Jasa Indonesia 0,25%, dan Koperasi Pegawai BKE 0,16%.

Saat ini jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Bank BKE sebanyak 27,81 juta saham atau dengan nilai Rp 278 miliar. Adapun tujuan akuisisi dan penambahan modal yang dilakukan Danadipa di bank ini bertujuan untuk bisa melebarkan ekspansinya menjangka industri pertanian dan sektor perkebunan yang kurang terlayani dengan menyediakan layanan perbankan bagi petani kecil menengah dan perkebunan.

Baca Juga: Ditjen Bea Cukai Kemenkeu perketat batas pembebasan bea masuk jasa pengiriman

Ketika dimintai keterangan, Direktur Utama Bank BKE Sasmaya Tuhuleley menyebut pihaknya belum bisa memastikan lebih detail mengenai rencana tersebut. Hanya saja, proses tersebut masih terus bergulir hingga saat ini.

“Kami belum bisa berikan jawaban pasti, sebab saat ini masih dalam proses pembahasan. Nanti pertengahan Januari, kami baru bisa paparkan hasil pembahasannya,” ujarnya.

Setali tiga uang, Bank Muamalat juga menegaskan akan melakukan tambahan modal melalui skema rights issue yang kemungkinan terjadi di tahun depan. Rencananya dalam keterbukaannya, Bank Muamalat akan lebih dulu melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin (16/12) mendatang.

Baca Juga: Bank Permata, hasil penggabungan lima bank

Masih dalam keterbukaan, Bank Muamalat menuturkan bahwa pihaknya berencana mengeluarkan saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 32,96 miliar saham. Memakai asumsi tersebut, artinya Bank Muamalat menargetkan perolehan dana sebesar Rp 3,29 triliun lewat aksi korporasi tersebut.

Asal tahu saja, rencana rights issue Bank Muamalat ini sudah tiga kali mundur dari rencana. Sejatinya, jadwal pelaksanaan rights issue semula yakni pada pertengahan Juli tahun 2019 ini.

Meski sudah mengumumkan akan melakukan rights issue, belum diketahui nama investor yang bakal mencaplok saham Bank Muamalat, yang jelas pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah secara tegas mengatakan akan mendorong investasi ke Bank Muamalat.

Baca Juga: The Fed pertahankan suku bunga, rupiah menguat tipis ke Rp 14.033

Upaya tersebut tak lain untuk memperbaiki kinerja Bank Muamalat yang anjlok. "Kami masih mengawasi proses penguatan bank tersebut," ujar Sekar Putih Djarot, Juru Bicara OJK, Senin (9/12) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×