kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Siap-siap naik kelas, berikut strategi yang dilakukan bank BUKU II


Senin, 01 April 2019 / 09:02 WIB
Siap-siap naik kelas, berikut strategi yang dilakukan bank BUKU II


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus berupaya meningkatkan permodalan agar lebih leluasa menjalankan bisnisnya. Karenanya, sejumlah bank yang masuk bank umum kelompok usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun bersiap untuk menambah modal demi naik kelas ke BUKU III.

Salah satunya, PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) yang akan menambah modal inti di tahun ini. Per akhir 2018 Bank Woori memiliki modal inti (tier 1) menyentuh Rp 4,3 triliun. Jumlah modal inti ini meningkat dari periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,97 triliun alias tumbuh 8,3% secara year on year (yoy).

"Kami masih bisa naik BUKU III dari organik saja, tidak ada rencana corporate action," jelas I Made Mudiastra, Direktur PT Bank Woori Saudara Tbk Jumat (29/3).  

Menurut Made, jika tahun ini Bank Woori tidak membagikan dividen kepada pemegang saham, sehingga bisa saja modal inti bank akan menyentuh Rp 5 triliun, atau masuk kategori BUKU III.

Sebab, menurutnya memasuki tahun 2019 modal inti Bank Woori sudah mencapai Rp 4,6 triliun. "Artinya kalau dipotong dividen mungkin tinggal Rp 4,5 triliun. Untuk menyentuh Rp 5 triliun kurang Rp 500 miliar lagi," imbuh Made.

Dengan asumsi pertumbuhan laba tahun ini sebesar 10% secara tahunan, Made bilang paling lambat tahun 2020 Bank Woori sudah bisa masuk kategori BUKU III.

Catatan saja, pada tahun 2018, Bank Woori membukukan laba bersih Rp 537,91 miliar, naik 22,62% ketimbang tahun 2017 yang sebesar Rp 438,72 miliar.

Dengan asumsi tersebut, artinya tahun ini prediksi laba bersih Bank Woori bisa mencapai Rp 591,76 miliar. 

Nantinya, bila sudah menjadi BUKU III, BWS bakal lebih gencar mendongkrak bisnis di segmen korporasi dengan mitra perusahaan besar dari Korea Selatan. Namun, pihaknya juga akan masuk ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM) sekaligus perusahaan korporasi domestik sambil mengembangkan bisnis konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR).

Bukan hanya BWS, PT Bank Mandiri Taspen (Mantap) juga punya rencana naik ke BUKU III dalam jangka menengah. Namun, Direktur Utama Bank Mantap Josephus K Triprakoso bilang kalau rencana tersebut baru bisa terwujud di tahun 2021 mendatang.

Salah satu upayanya yaitu dengan mempertahankan raihan kinerja dan pendapatan yang positif untuk mengerek laba dan mendorong modal. Di sisi lain, komitmen dari pemegang saham yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan PT Taspen juga cukup tinggi dengan suntikan modal hampir setiap tahun. "Kalau sesuai corporate plan di 2021, caranya organik plus penambahan modal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3).

Tak banyak yang berubah, jika menjadi BUKU III Bank Mantap akan tetap fokus memberikan kredit ke aparatur sipil negara (ASN) yang aktif maupun pensiunan. Sekadar informasi, akhir tahun lalu setelah mendapat injeksi modal Rp 500 miliar dari Bank Mandiri dan Taspen total tier 1 Bank Mantap sudah mencapai Rp 2,6 triliun. Injeksi tersebut disesuaikan dengan porsi saham masing-masing pemegang saham yakni Mandiri 51,05% dan Taspen 48,39%.

Berbeda dengan BWS dan Bank Mantap, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Agroniaga Tbk direncanakan untuk naik kelas di tahun 2019 ini. Merujuk pemberitaan Kontan.co.id pada 14 Maret lalu posisi modal inti BNI Syariah sudah mencapai Rp 4,2 triliun saat ini.

Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati mengungkap ada beberapa opsi untuk menambah modal. Sejumlah opsi ini antara lain melalui mitra strategis (strategic partner), melantai di bursa alias initial public offering (IPO) atau suntikan modal dari pemegang saham. "Paling mendekati adalah capital injection. Tapi kami berjuang untuk sampai akhir tahun ini jadi BUKU III," terangnya.

Bila hal ini terwujud, maka BNI Syariah bakal menjadi bank umum syariah (BUS) BUKU III kedua di Tanah Air setelah selama beberapa tahun terakhir hanya diisi oleh PT Bank Syariah Mandiri (BSM).

Sementara itu, BRI Agro berencana naik ke BUKU III pada pertengahan tahun ini. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini setidaknya membutuhkan tambahan modal sekitar Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar untuk naik kelas. Adapun, total modal inti BRI Agro akhir tahun lalu sudah mencapai Rp 4,28 triliun naik dari Rp 3,07 triliun di tahun 2017.

Sebagai tambahan informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat saat ini jumlah bank di kelas BUKU III sudah sebanyak 27 bank konvensional dan 1 BUS per Januari 2019.

Ada sejumlah keunggulan yang bisa dinikmati oleh BUKU III dibanding BUKU I dan II. Salah satunya bank kelompok ini lebih leluasa melakukan kegiatan penyaluran dan penghimpunan dana dalam bentuk rupiah dan valuta asing (valas) pada lembaga keuangan di dalam dan luar negeri walau terbatas di Asia saja.

Selain itu, BUKU III juga diperkenankan untuk membuka kantor cabang jaringan di Tanah Air secara bebas dan di luar negeri secara terbatas pada wilayah Asia saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×