kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapkan Dana Jumbo, Bank Pastikan Keamanan IT Dari Serangan Siber


Senin, 01 Juli 2024 / 21:00 WIB
Siapkan Dana Jumbo, Bank Pastikan Keamanan IT Dari Serangan Siber
ILUSTRASI. Pembiayaan Bank: Pelayanan nasabah di Kantor Bank CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2024). Per 31 Maret 2024, total kredit/pembiayaan Bank CIMB Niaga naik 6,0% YoY menjadi Rp211,6 triliun, terutama kontribusi dari Usaha Kecil Menengah yang naik 9,4% YoY dan Perbankan Konsumer yang naik 6,9% YoY. KONTAN/Baihaki/25/6/2024


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perbankan memastikan jebolnya pertahanan keamanan Pusat Data Nasional (PDN) dari serangan siber seperti Ransomware tidak berdampak pada keamanan data nasabah dan data penting bank lainnya.

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan memastikan data nasabah aman dengan perlindungan berlapis yang dilakukan bank. 

"CIMB Niaga konsisten senantiasa mengedepankan keamanan nasabah dari sisi data, transaksi dengan selalu menganggarkan investasi untuk cyber & data security yang amat penting," ungkap Lani kepada Kontan, Senin (1/7).

Lebih lanjut Lani mengatakan pihaknya selalu berkonsultasi dengan pakar untuk langkah pengamanan berkelanjutan di CIMB Niaga.

Tidak tanggung, Lani menyebut tahun ini pihaknya akan mengalokasikan anggaran modal IT sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2024. Jumlah tersebut sama dengan alokasi anggaran pada tahun lalu.

Menurut Lani, penguatan dan pemeliharaan sistem IT secara mutakhir sangat penting. Di samping melakukan penguatan pada data dan IT security, CIMB Niaga juga senantiasa melakukan uji stress test secara berkala pada sistem keamanan perusahaan.

"Untuk data center, kami sudah punya sendiri," ungkap Lani.

Baca Juga: Baru 5 Bulan, Bank Besar Ini Kompak Catat Pertumbuhan Kredit Tumbuh Double Digit

Senada, Bank Central Asia (BCA) juga memastikan keamanan data nasabahnya dari serangan siber seperti ransomware. EVP Corporate Social and Responsibility, Hera F Haryn mengatakan, dalam aspek teknologi, BCA menggunakan pengamanan berlapis dari perangkat keamanan yang terus diperbaharui dan andal, baik di sistem komputer, jaringan, aplikasi, maupun data. 

"Khusus untuk pengamanan data, BCA juga telah menerapkan teknologi dengan fokus utama untuk mencegah kehilangan data (Data Loss Prevention),"  ungkap Hera kepada Kontan.

BCA juga memiliki security operation center yang beroperasi 24x7 untuk memantau keamanan sistem serta aset-aset BCA secara berkelanjutan, dan meningkatkan security posture BCA, baik dalam hal pencegahan, pendeteksian, analisis, dan ketanggapan terhadap insiden cybersecurity.

Meski tidak merinci berapa anggaran modal untuk investasi keamaan IT tahun ini, namun jika melihat tahun 2023 lalu, BCA setidaknya menganggarkan modal belanja untuk IT sebesar Rp 5 triliun.

Senada, Corporate Secretary Bank Negara Indonesia (BNI), Okki Rushartomo juga memastikan perseroan berkomitmen untuk meningkatkan keamanan sistem sesuai dengan strategi dan target yang telah direncanakan. 

"Kami senantiasa mengalokasikan anggaran yang memadai untuk teknologi informasi dan layanan perbankan digital guna memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah," ungkap Okki kepada Kontan.

Baca Juga: Kredit Bank KBMI 4 Kompak Tumbuh Double Digit, Ini Strateginya

Sama dengan bank lainnya, BNI juga melakukan perlindungan berlapis untuk keamanan data, jaringan, sistem, dan teknologi informasi sehingga dapat terhindar dari risiko peretasan.

BNI juga secara berkala melakukan pengujian keamanan siber dan tindakan pemulihan terhadap serangan siber. Serta juga telah menerapkan kebijakan pengamanan data dan memastikan bahwa perimeter security sudah mendukung perlindungan data, guna menjamin tingkat keamanan data nasabah dari ancaman siber.

Sepakat, Pakar keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan perbankan sangat aman dari kasus ransomware yang menyerang PDN tersebut. Pasalnya bank tidak wajib menyimpan datanya di PDN dan semua bank tunduk pada aturan Otoritas Jasa Keuangan, sehingga tidak ada hubungan langsung antara terenkripsi-nya data PDN dengan data perbankan. 

"Pengelolaan data pada industri perbankan justru dapat dijadikan pedoman bagi institusi pemerintah lain untuk mengelola dan mengamankan datanya," ungkap Alfons kepada Kontan, Senin (1/7).

Untuk anggaran investasi keamanan IT bank, umumnya perusahaan akan menalokasikan 3-5% dari pendapatan mereka. Namun Alfons mengatakan hal tersebut tergantu ukuran dan jumlah nasabah bank. Semakin besar bank tersebut maka semakin besar pula anggarannya.

Senada, Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif Institut ICT Heru Sudati mengatakan, anggaran investasi IT bisa kisaran triliunan.

"Belum lagi bank bank asing yang mereka juga punya cabang di negara lain, ini juga butuh anggaran yang lebih besar, terutama juga untuk software-software-nya," ungkap dia.

Selanjutnya: Samsung Electronics Union in South Korea Declares General Strike

Menarik Dibaca: 30 Ucapan Hari Kelautan Nasional 2024, Cocok untuk Jadi Status

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×