kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sibuk konsolidasi, Rabobank mengendurkan target


Rabu, 03 Oktober 2012 / 11:35 WIB
Sibuk konsolidasi, Rabobank mengendurkan target
ILUSTRASI. Cara memilih skincare remaja yang aman


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Rabobank Internasional Indonesia (Rabobank) tengah membenahi sistem teknologi dan sumber daya manusia (SDM) guna mendongkrak bisnis korporasi, usaha kecil dan menengah (UKM) dan ritel. Bank yang berpusat di Belanda ini merogoh kocek puluhan miliar untuk membangun jaringan teknologi informasi (TI) dan pengembangan SDM.

Karena alasan itu, Rabobank mengaku tidak terlalu ekspansif menyalurkan kredit. Manajemen hanya mengincar pertumbuhan kredit 12% - 15% atau mencapai
Rp 11,52 triliun sampai akhir tahun. Per Agustus 2012, kredit yang telah mengucur sebesar Rp 11 triliun.

Dari realisasi kredit per Agustus, sebagian besar atau 65% mengalir ke segmen UKM, sisanya korporasi. Sektor usahanya adalah pangan dan agribisnis. Eri Budiono, Director Corporate and Investment Banking Rabobank,  menuturkan di segmen korporasi, pihaknya membiayai pengusaha kelapa sawit, gula, cokelat, kopi dan karet. Sedangkan di UKM, pembiayaan mengalir ke distributor atau pemasok bahan pangan ke supermarket dan pasar tradisional. Danny Hartano, Vice President Director Rabobank, menambahkan, pihaknya memfokuskan kredit pangan dan agribisnis, karena induk usahanya juga menggarap sektor yang sama.

Bank asal Belanda ini merasa tidak khawatir dengan risiko kredit di bidang usaha yang tingkat keberhasilannya sangat bergantung pada cuaca. "Kami juga optmistis karena belum banyak bank yang main ke sektor ini," katanya.

Saat ini, Rabobank mencatat rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) sebesar 3,88% gross dan 2,06% net. Sedangkan, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) sebesar 4,69% atau naik dari tahun lalu yang sekitar 3%. Adapun suku bunga dasar kredit (SBDK) per Agustus, perseroan mematok 10,50% untuk korporasi, 11,25% ritel, 11,25% KPR dan 12,00% non-KPR.

Bank hasil merger Bank Haga dan Bank Hagakita ini membidik dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 15% atau mencapai Rp 11 triliun sampai akhir tahun ketimbang posisi Desember 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×