Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan berharap kualitas kredit di kuartal I-2019 dibandingkan kuartal sebelumnya. Masing-masing telah menyiapkan strategi agar rasio kredit bermasalah tetap terjaga.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya berharap rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada kuartal I-2019 akan lebih baik dari tahun lalu secara tahunan atau year on year (yoy). "Apabila dibandingkan dengan bulan Desember 2018, diharapkan dapat lebih membaik lagi." kata Direktur Strategi, Risiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso pada Kontan.co.id, Minggu (20/1).
Pada Desember 2018, rasio kredit bermasalah BTN ada di kisaran 2,37%. Sementara untuk sepanjang tahun 2019, bank pelat merah ini menargetkan akan menjaga NPL ada di kisaran 1,9%-2,1%.
Guna mencapai target tersebut, Mahelan mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa upaya diantaranya memperkuat penerapan manajemen risiko melalui penyempurnaan credit scoring model dan bussiness process improvement, perbaikan masa tunggakan (DPD) menjadi di bawah 99 hari untuk menjaga konsistensi rasio di kolektibilitas 2, dan mempercepat penyelesaian debitur macet.
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan NPL terjaga di kisaran 1,9%-2% sepanjang 2019. Bank ini berharap rasio kredit bermasalah mereka di kuartal pertama tahun ini bisa lebih baik dari posisi akhir 2018. NPL BNI pada periode bulan Desember lalu berada di bawah 2%.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, siklus pertumbuhan kredit di awal tahun biasanya tidak akan sekencang periode akhir tahun. Oleh karena itu, pihaknya memproyeksi penyaluran kredit BNI belum akan tumbuh signifikan di awal 2019.
"Sementara terkait asset quality di awal 2019, kami proyeksikan relatif masih stabil seiring perekonomian dalam negeri yang diproyeksikan positif didukung oleh makro ekonomi domestik dibandingkan kondisi ekonomi global," kata Herry.
Herry bilang, pihaknya akan memilah sektor ekonomi yang tepat guna menjaga NPL tetap rendah. Menurutnya, sektor yang diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian nasional selain infrastruktur akan datang dari konstruksi, manufaktur, trading, resto dan hotel. Sektor-sektor itu diperkirakan akan tumbuh dengan baik tahun ini.
Selain itu, strategi lain yang akan dilakukan BNI untuk mencapai target NPL diantaranya penyempurnaan proses kredit, monitoring yang ketat. melakukan proses remedial secara intensif terhadap debitur yang berprospek, serta melakukan proses penyelesaian bagi yang sudah tidak memiliki prospek.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menargetkan NPL perbankan tahun ini akan lebih melandai ke level 2,2%. Target tersebut membaik dari rasio kredit bermasalah tahun 2018 yang mencapai 2,73%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News