Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio permodalan sejumlah bank kecil di jajaran KBMI I da II mengalami penurunan di akhir kuartal III-2024 seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit bank.
Meski demikian sejumlah bank telah mengatur strategi untuk menjaga dan memperkuat modalnya demi mendukung pertumbuhan bisnis.
Jika melihat data statistik perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Agustus 2024 rasio rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk Bank KBMI 1 tercatat menurun secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 32,09% per Agustus 2024, dibandingkan sebelumnya 33,03% pada tahun lalu.
Baca Juga: BI Diprediksi Bakal Tahan Suku Bunga 6%, Saham Mana yang Layak Dikoleksi?
Tak jauh beda, Bank KBMI 2 juga mencatat penurunan rasio CAR dari 37,37% menjadi 36,44% per Agustus 2024.
Sejumlah bank yang mencatatkan penurunan rasio CAR adalah PT Bank MNC Internasional Tbk, yang turun dari 31,55% menjadi 27,55% per September 2024. Selanjutnya ada PT Bank KB Bukopin TBK (KB Bank) yang rasio CAR tercatat turun dari 33,07% menjadi 20,14% per September 2024.
Sementara itu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga mencatatkan penurunan rasio CAR dari 25,80% menjadi 23,06% per September 2024.
Penurunan rasio CAR ini sejalan dengan penyaluran kredit secara konsolidasi yang tumbuh di angka dua digit mencapai 20,13% yoy, dengan total nilai sebesar Rp 62,20 triliun per September 2024.
Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto menilai, dengan performa rasio CAR Bank Jatim saat ini masih menunjukkan posisi yang cukup kuat di industri. Pasalnya rata-rata CAR perbankan di Indonesia berada di kisaran 23%-25%.
Di sisi lain batas minimum CAR perbankan yang ditentukan oleh OJK, yaitu di atas 14%. Dengan demikian Edi menyebut selama CAR tetap di atas batas minimal yang ditetapkan regulator yakni di kisaran 8%-14% sesuai profil risiko bank.
Baca Juga: Harga Saham Emiten Perbankan Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Analis
"Ini merupakan salah satu strategi bisnis Bank Jatim, karena menunjukkan adanya peningkatan penyaluran kredit atau aset tertimbang menurut risiko (ATMR) yang lebih cepat," ungkap Edi kepada Kontan, Selasa (19/11).
Dengan melihat beberapa hal tersebut, Edi menyebut Bank Jatim belum memerlukan penambahan modal, karena dengan rasio CAR yang relatif stabil, Bank Jatim dapat mendorong penyaluran kredit secara selektif, khususnya ke sektor produktif seperti UMKM dan proyek infrastruktur daerah, serta ekosistem bisnis yang telah terbentuk.
Di sisi lain, Bank Jatim akan memperkuat permodalannya dengan menerapkan strategi yang terintegrasi dengan fokus pada ekspansi bisnis dalam bentuk ekosistem, efisiensi operasional, dan penguatan struktur modal.
Pertama, Bank Jatim akan memperluas portofolio kredit di sektor-sektor yang memiliki risiko lebih rendah namun memberikan margin yang baik, seperti proyek infrastruktur daerah atau sektor UMKM yang terjamin pemerintah.
Kedua, Bank Jatim akan meningkatkan efisiensi biaya operasional (BOPO) dan mengoptimalkan aset yang ada. Dan terakhir, Bank Jatim akan terus meningkatkan strategis dan investasi di sektor digital banking untuk menarik lebih banyak nasabah dan meningkatkan penghimpunan dana murah (CASA) dengan optimalisasi JConnect.
Beda halnya dengan PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC), yang berencana melakukan penambahan modal melalui penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang direncanakan pada kuartal II-2025.
Baca Juga: Bank Banten dan Bank Jatim Bentuk KUB, Restu Pemegang Saham dan Perombakan Komisaris
Rudyanto Gunawan, Planning & Performance Division Head J Trust Bank Indonesia menjelaskan, rencana right issue ini nantinya akan mengonversi dana setoran modal dari pemegang saham pengendalinya J Trust Co sebesar Rp 1 triliun.
Lebih lanjut, Rudy juga menyebut pihaknya telah memiliki beberapa strategi lain dalam meningkatkan permodalan Bank J Trust Indonesia, di antaranya mencari investor potensial, merger & acquisition dengan bank lain, dan setoran modal dari pemegang saham utama.
"Untuk merger dan akuisisi itu kan rencana alternatif untuk meningkatkan modal kami. Tapi memang belum ada lawan yang sangat tepat bagi kami, jadi so far belum begitu dijajaki secara detail," ungkapnya.
Adapun rasio CAR Bank J Trust Indonesia tercatat sebesar 13,08% per September 2024, naik tipis dari posisi 12,69% pada periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan itu pertumbuhan kredit meningkat 19,22% yoy mencapai Rp 28,13 triliun sampai dengan September 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News