kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance Terapkan Berbagai Strategi Jitu untuk Menekan Tingkat Kredit Bermasalah


Selasa, 18 Juni 2024 / 04:45 WIB
Multifinance Terapkan Berbagai Strategi Jitu untuk Menekan Tingkat Kredit Bermasalah
ILUSTRASI. Multifinance menerapkan berbagai strategi jitu untuk menekan angka kredit bermasalah (NPF) agar tak membengkak. KONTAN/Baihaki/7/5/2024


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance menerapkan berbagai strategi jitu untuk menekan angka kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) agar tak membengkak.

Salah satunya PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance). Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mengatakan salah satu cara perusahaan menekan tingkat NPF, yaitu melakukan ekspansi bisnis secara selektif dengan penerapan prinsip kehati-hatian saat menetapkan kebijakan pasar dan kriteria risiko calon debitur. 

"Selain itu, fokus pada penanganan early overdue dalam melakukan proses penagihan, serta terus melakukan pelatihan secara berkesinambungan terhadap tenaga pelatihan yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi," ujarnya kepada Kontan, Jumat (14/6).

Baca Juga: BRI Finance Lakukan Strategi Ini Guna Menekan Tingkat Kredit Macet

Cincin menerangkan NPF perusahaan tercatat sebesar 2,1% pada Maret 2024. Dia menyebut tingkat NPF per April 2024 berhasil terjaga dengan baik, seiring dengan terjaganya kualitas portofolio yang dimiliki. Dia juga mengatakan tingkat NPF perusahaan per April 2024 masih berada di bawah NPF industri yang sebesar 2,82%.

Sementara itu, perusahaan multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga menjalankan sejumlah strategi untuk menekan tingkat NPF. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman menyampaikan salah satu strateginya, yaitu mempertahankan underwriting customer secara prudent. Selain itu, dia bilang CNAF juga memakai berbagai macam tools, baik internal ataupun eksternal, untuk menganalisis nasabah. 

"CNAF juga terbantu dengan adanya Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), sehingga sangat berpengaruh untuk perusahaan melakukan assessment yang sangat prudent sebelum melakukan realisasi kredit," ungkapnya.

Ristiawan mengatakan berbagai strategi atau upaya yang dilakukan CNAF tersebut menjadikan NPF perusahaan masih jauh di bawah rata-rata industri. Adapun CNAF mencatat NPF per Mei 2024 sebesar 1,33% atau menurun jika dibandingkan dengan per Mei 2023 yang sebesar 1,46%.

PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) juga menerapkan sejumlah strategi untuk menekan tingkat NPF agar tidak membengkak. 

Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Proyeksi Pembiayaan Mobil Listrik Masih Cerah

Direktur Manajemen Risiko BRI Finance Ari Prayuwana menyebut pihaknya menargetkan bisa menjaga rasio NPF di bawah 2% hingga akhir 2024.

Untuk mencapai target itu, Ari menerangkan salah satunya menerapkan strategi preventif, yakni melalui penyaluran pembiayaan secara selektif dengan menetapkan kriteria calon debitur untuk mendapatkan disbursement yang berkualitas dan meningkatkan akurasi analisis pembiayaan. 

"Ditambah menerapkan strategi kuratif, yakni melalui penguatan manajemen utang piutang, seperti penguatan collection. Dengan demikian, penanganan account dapat dilakukan dengan lebih cepat dan meningkatkan kualitas portofolio pembiayaan," ujarnya kepada Kontan, Jumat (14/6).

Ari juga menyampaikan BRI Finance mencatatkan tingkat NPF berada di level 1,68% per April 2024. Adapun angka itu meningkat 0,02% dari bulan sebelumnya. 

Meskipun demikian, Ari menyampaikan per Mei 2024, BRI Finance berhasil mencatat perbaikan NPF menjadi sebesar 1,66% atau menurun 0,02% dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×