Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pemulihan keuangan masyarakat kelas menengah tampaknya masih berjalan lambat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan simpanan perbankan dengan nominal kecil yang belum juga pulih, berbeda dengan simpanan bernilai besar yang justru tumbuh pesat.
Data distribusi simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Juli 2025 menunjukkan, simpanan di bawah Rp 200 juta menjadi kelompok dengan pertumbuhan paling lambat secara year to date (ytd).
Simpanan hingga Rp 100 juta hanya tumbuh 0,1%. Simpanan Rp 100 juta hingga Rp 200 juta naik 1%.
Sebaliknya, simpanan bernilai jumbo mencatatkan kinerja jauh lebih tinggi. Simpanan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar tumbuh 4,3%, bahkan simpanan di atas Rp 5 miliar tumbuh 8,4%.
Kondisi ini sejalan dengan data Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan rata-rata simpanan rumah tangga per Juli 2025 hanya Rp 6,19 juta—terendah sepanjang tahun berjalan.
Kontribusi Depositor Besar
Head of Deposit Product Management PT Bank Mandiri Tbk, Mega Ekaputri Pujianto, mengakui bahwa pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri maupun Bank Mandiri masih ditopang deposan besar.
Ia menyebutkan, sepanjang Januari–Agustus 2025, DPK Bank Mandiri tumbuh 10,8% YoY menjadi Rp 1.435 triliun, dengan kontribusi simpanan di atas Rp 5 miliar mencapai sekitar 64,2% dari total DPK.
"Simpanan segmen menengah–bawah tumbuh lebih moderat, seiring daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat tekanan biaya hidup," ujar Mega.
Baca Juga: Bunga Deposito Valas Bank Himbara Naik, Bank Swasta Lihat Perkembangan
Untuk memperkuat basis ritel, Bank Mandiri menghadirkan fitur menabung di aplikasi Livin’ by Mandiri, program literasi keuangan, serta program tematik sesuai kebutuhan nasabah.
"Harapannya, pertumbuhan DPK ritel ke depan tetap dapat lebih sehat dan berimbang," tambahnya.
Direktur Network & Retail Funding BTN, Rully Setiawan, mengatakan porsi dana deposito terus menurun. Hal ini menunjukkan bahwa simpanan dengan nominal kecil dari nasabah ritel justru bertumbuh.
"Dana deposito digantikan oleh dana yang lebih murah, yaitu utamanya dari ritel (individu) dan institusi kelas menengah," ujarnya.
Ia menambahkan, komposisi DPK BTN kini didominasi dana murah (CASA) dengan porsi di atas 50%. Pertumbuhan juga ditopang oleh digitalisasi lewat aplikasi Bale by BTN, yang sudah memiliki 2,7 juta pengguna hingga semester I-2025.
Baca Juga: Memasuki Semester II, Pembiayaan UMKM di Perbankan Syariah Masih Tumbuh Subur