Reporter: Adhitya Himawan, Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Kondisi likuiditas ketat masih terus membayangi industri perbankan. Terlebih, setelah bank ramai-ramai memangkas suku bunga simpanan bagi nasabah kaya. Dus, jumlah simpanan nasabah tajir, dengan simpanan di atas Rp 5 miliar, susut 6,44% di akhir Juli 2014 ketimbang Juni 2013. Dalam tempo sebulan, simpanan nasabah kaya sebesar Rp 114,94 triliun lenyap dari pundi-pundi kas perbankan (lihat tabel).
Lantaran menguasai setengah dari total dana di perbankan, simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar berimbas negatif terhadap pertumbuhan simpanan secara total. Mengutip data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pertumbuhan simpanan susut 1,55% menjadi Rp 3.832,57 triliun selama Juli 2014.
Tapi, secara tahunan (year on year), jumlah simpanan di perbankan masih tumbuh 11,17% dibandingkan dengan sebelumnya Rp 3.447,37 triliun pada Juli 2013. Tindomora Siregar, Direktur Grup Penjaminan LPS, mengatakan, tren penyusutan di segmen nasabah kaya memang terjadi.
"Ini bukan karena penurun-an jumlah deposito, tapi penurunan drastis simpanan giro," ujar Tindo kepada KONTAN, pekan lalu. Dia bilang, penyusutan rekening giro banyak terjadi pada bank pembangunan daerah (BPD) yang membiayai proyek pembangunan pada semester II.
Henry Ho, Direktur Utama Bank Danamon, mengatakan, pihaknya telah menurunkan suku bunga deposito sebesar 10 basis poin (bps)–-15 bps. Pemangkasan bunga ini bersifat terbatas karena perebutan dana pihak ketiga masih terjadi. "Kami masih memberikan special rate sebesar 10%–10,25%, tergantung dari jumlah simpanan," ujar Henry.
Selengkapnya lihat di Harian KONTAN 22 September halaman 12
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News