Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) sudah menawarkan lagi produk gadai emas sejak 9 April lalu. Bank ini telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia (BI) dalam memasarkan produk tersebut, seperti memperbaiki standar operasi prosedur (SOP) dan plafon pembiayaan maksimal 20% dari total pembiayaan.
BSM menghentikan sementara layanan gadai emas pada pengujung 2011. Anak usaha Bank Mandiri ini senasib dengan BRI Syariah dan BNI Syariah. Namun, dua bank syariah tersebut sudah lebih dulu menekuni kembali bisnis tersebut sejak Maret 2012.
"Sisa baki debit Rp 1,3 triliun karena penghentian sementara, dan tambahan Rp 1 triliun untuk target pembiayaan gadai emas tahun ini," kata Hanawijaya, Direktur BSM, kemarin (18/4). Target tersebut tidak jauh berbeda dengan realisasi gadai emas sepanjang tahun 2011.
Manajemen BSM optimistis bisnis gadai emas tahun ini tetap berkilau, kendati regulator melakukan pengetatan. Lewat Surat Edaran (SE) Nomor 14/7/DPBS, BI membatasi finance to value (FTV) maksimal 80% dari harga taksiran emas. Selain itu, jangka waktu gadai maksimal 4 bulan dan hanya dapat diperpanjang dua kali. Lalu, portofolio gadai emas maksimal 20% dari total pembiayaan. "Aturan BI membuat segmen pasar menjadi lebih sempit dan persaingan bakal ketat," imbuhnya.
Agar tetap kompetitif, Bank Syariah Mandiri memperluas penetrasi pasar. Salah satu caranya, menambah 27 gerai layanan gadai emas sepanjang tahun ini. Tahun lalu, outlet yang melayani gadai emas tercatat 314 unit.
Selain menikmati bagi hasil, bank juga memperoleh pendapatan komisi (fee based income) dari bisnis gadai emas. Berdasarkan laporan keuangan 2011, BSM meraih fee based income Rp 1,08 triliun atau melonjak 90,94%. Gadai emas berkontribusi Rp 230 miliar atau yang terbesar. Sisanya berasal dari transaksi-transaksi produk dana haji, administrasi tabungan, termasuk e-channeling.
Untuk mengantisipasi penurunan kontribusi fee based income gadai emas, BSM bakal menggenjot fee based dari segmen lain. "Misalnya, memperbesar transaksi penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ke sektor mikro," kata Hanawijaya.
BSM mencatat laba bersih sebesar Rp 551,07 miliar hingga akhir 2011, tumbuh 31,67% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 418,52 miliar.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Yuslam Fauzi mengatakan, penyumbang terbesar kenaikan laba bersih ini berasal dari pendapatan margin sebesar Rp3,77 triliun, naik 36,59% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,76 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News