kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Standard Chartered Berkomitmen Kembangkan Bisnis di Indonesia


Jumat, 16 Juni 2023 / 16:14 WIB
Standard Chartered Berkomitmen Kembangkan Bisnis di Indonesia
ILUSTRASI. Logo Standard Chartered. REUTERS/Bobby Yip/File Photo


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered PLC. menilai Indonesia sebagai pasar yang penting. Indonesia dianggap sebagai salah satu mesin pertumbuhan bisnis ke depan.

Chairman Standard Chartered Group Jose Vinals menyebut saat ini Standard Chartered memiliki 3 growth engine yakni Cina, India dan Kawasan ASEAN termasuk Indonesia. 

"Kami berkomitmen penuh untuk mengembangkan bisnis kami di Indonesia, yang merupakan pusat kegiatan ekonomi di ASEAN yang penting bagi Standard Chartered," kata Jose.

Dengan memanfaatkan pasar-pasar ini, ia optimis Standard Chartered bisa memenuhi target bisnis yang sudah ditetapkan. Salah satunya, kata dia adalah target return of tangible equity (ROTE) yang ditargetkan mencapai 10% pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Bank Muamalat Manfaatkan Momentum Idul Adha 1444 H guna Perluas Penetrasi QRIS

Kemudian meningkat lagi menjadi 11% pada tahun depan.

Di sisi lain, ia menyebut pihaknya semakin gencar mengembangkan pembiayaan berkelanjutannya, termasuk di Indonesia. Hal ini melanjutkan capaian Standard Chartered secara global yang mencatatkan pertumbuhan pesat dalam hal pembiayaan berkelanjutan.

Jose bilang pembiayaan keberlanjutan menjadi jenis pembiayaan baru yang penting bagi Standard Chartered. Dia bilang, perubahan iklim sudah menjadi tantangan global sekaligus menjadi perhatian berbagai pihak untuk mendorong transisi energi untuk mencapai nol emisi karbon.  

Dia bilang pada tahun 2021, Standard Chartered mengumumkan target untuk mencapai nol emisi karbon dalam kegiatan operasional pada tahun 2025 dan emisi nol bersih dalam kegiatan pembiayaan pada tahun 2050. 

"Kami juga berencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 300 miliar secara global untuk pembiayaan hijau dan transisi antara tahun 2021 dan 2030," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×