Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
“Kami diawasi juga oleh holding company yaitu IFG, itu juga betul-betul dijaga agar tidak keluar dari koridor,” katanya di lokasi yang sama.
Harjanto menyampaikan, sejauh ini IFG Life melihat market investasi memang naik turun, meski begitu dengan arahan-arahan yang telah diberikan IFG Life turut menerapkan liabillity driven investment (LDI).
“Jadi kita harus investasi yang matching kepada tugas kita, di mana pada saat jatuh tempo klaim kita bisa bayar. Jadi liability driven ini penting sekali untuk menjaga kepercayaan itu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Harjanto bilang, porsi investasi IFG Life masih banyak pada Surat Berharga Negara (SBN), sebab menurutnya itu adalah instrumen yang paling aman.
“Saat ini kami masih banyak di SBN, karena bisa dipahami itu yang paling aman. Tapi ke saham ada juga,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, tercatat bahwa total aset investasi IFG Life sebesar Rp 26,8 triliun per Juni 2023, turun tipis sekitar 0,5% secara bulanan. Adapun aset investasi IFG Life berupa saham sekitar 3%, sedangkan aset investasi berupa obligasi sekitar 80%.
Sementara itu, Direktur Utama PT Asuransi Simas Jiwa, Dewi Listyaningtyas mengatakan bahwa pihaknya memiliki komite investasi yang terdiri dari bagian investasi dan aktuaris.
“Sehingga itu memungkinkan asset liabillity management (ALM) itu matching sebagai durasinya (jangka waktu investasi) bahwa kalau beli obligasi sesuai dengan produknya (asuransi). Kita sudah buat kebijakan investasi sesuai dengan ALM,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News