Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank digital tercatat melaporkan peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada semester I-2023. Sejumlah strategi pun telah disiapkan bank demi menekan rasio NPL.
Kendati mencatatkan perbaikan, PT Bank Amar Indonesia Tbk menjadi bank digital yang masih mencatatkan tingginya rasio NPL gross yakni berada di level 7,33% pada semester I-2023.
NPL PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) juga tercatat masih tinggi berada di level 4,35% kendati mengalami perbaikan dari periode sama tahun sebelumnya di level 5,96%.
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Telah Memiliki 666.000 Agen Hingga Juni 2023
Selanjutnya, NPL gross PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) tercatat naik dari 1,78% pada Juni 2022 menjadi 3,69% pada Juni 2023. NPL Superbank juga naik dari 3,04% pada Juni 2022 menjadi 3,65% pada Juni 2023.
Dalam menekan rasio NPL, sejumlah bank digital gencar menyalurkan kredit secara tidak langsung melalui skema partnership atau channeling kepada sejumlah mitra.
BNC misalnya, menyalurkan kredit melalui skema kerja sama dalam bentuk partnership, channeling, serta penyaluran digital melalui aplikasi Neobank.
(Pjs) Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menjelaskan, sejak BNC bertransformasi menjadi bank dengan layanan digital, fokus utama BNC adalah terus melengkapi berbagai layanan dan produk keuangan yang disajikan secara digital di aplikasi neobank.
"Saat ini, aplikasi Neobank menjadi salah satu aplikasi perbankan paling lengkap, terutama dibandingkan aplikasi perbankan dengan layanan digital lainnya," jelas Aditya.
PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), juga berupaya menekan rasio kredit bermasalah dengan menyalurkan kredit menggunakan skema channeling, yakni melakukan kerja sama dengan sejumlah mitra strategis seperti Bukalapak, Indomaret hingga Traveloka yang juga merupakan ekosistem dari pemegang saham perseroan.
Baca Juga: Hingga Akhir Tahun 2023, Perbankan Syariah Terus Genjot Pertumbuhan Dana Murah
Allo Bank juga mengandalkan penyaluran kredit secara channeling dengan ekosistem offline milik CT Corp yakni TransMart, juga dengan Indosat.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo menyampaikan, skema tersebut memberikan keuntungan bagi bank dalam menjaga risiko kredit.
Menurutnya, dengan kolaborasi sebetulnya perseroan berbagi risiko, karena perusahaan sudah bertemu dengan partner-partner yang sudah punya histori dan itu yang nanti dipertukarkan sehingga perseroan bisa mempunyai credit scoring yang lebih baik.
"Selain itu, data histori yang bisa bermanfaat untuk nanti kami tahu seperti apa kualitas dari customer. Itulah antara lain fungsi dari kolaborasi dengan ekosistem jadi lebih efisien, monotize nya juga bisa lebih baik lagi," imbuhnya.