kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi BCA Syariah jaga kualitas pembiayaan, terus tingkatkan pencadangan


Rabu, 19 Februari 2020 / 05:35 WIB
Strategi BCA Syariah jaga kualitas pembiayaan, terus tingkatkan pencadangan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah (BCAS) akan terus meningkatkan pencadangan tahun ini guna mengantisipasi resiko dari pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) tahun ini.

Sepanjang tahun 2019, bank syariah berhasil menjaga kualitas aset di tengah pertumbuhan pembiayaan. NPF nett bank tahun lalu tercatat di level 0,26%, membaik dari tahun sebelumnya sebesar 0,28%. Namun, NPF grossnya naik dari level 0,35% jadi 0,58%.

Baca Juga: Ekonomi tertekan, penyaluran kredit kuartal I-2020 diprediksi melambat lebih dalam

Total kredit beresiko atau Loan At Risk (LaR) BCA Syariah berada pada posisi 5,81%, lebih rendah dari LaR industri perbankan berada di level 18,12%. Rasio LaR ini menggambarkan kondisi bank secara lebih luas karena mencakup kredit yang masuk kolektabilitas 2 yang bisa berpotensi jadi kredit bermasalah.

Direktur BCA Syariah Pranata Nazamuddin mengatakan terjaganya kualitas pembiayaan bank ini sejalan dengan pencadangan yang terus dilakukan. Tahun lalu, BCAS melakukan pencadangan dengan rasio provisi mencapai 221%. Itu meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 148,1%.

"Pencadangan tidak hanya kita lakukan tahun lalu saja. Rasio provisi tahun lalu itu merupakan pencadangan yang kita kumpulkan setiap tahun. Pada 2020 ini akan terus kita tambah cuma target persentasenya belum ada," kata Pranata di Jakarta, Selasa (18/2).

Tahun ini, BCAS akan menjaga NPF tetap berada di bawah 1%. Sementara LaR akan dijaga di bawah 10%. John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah bilang, fokus utama perseroan adalah bagaimana menjaga agar kredit yang sudah masuk kolektabilitas 2 tidak berkembang menjadi kredit bermasalah.

Baca Juga: Tahun 2019, BCA Syariah cetak laba bersih Rp 67,2 miliar

Sementara pembiayaan tahun ini ditargetkan BCA Syariah tumbuh sekitar 10%-15%. Dalam penyaluran pembiayaan, bank ini akan fokus mengoptimalisasikan penambahan modal yang diberikan oleh induknya sebesar Rp 1 triliun tahun lalu.

"Dalam penghimpunan DPK akan kami sesuaikan dengan pergerakan kredit. Jika terlalu gencar himpun dana masyarakat justru nanti akan nambah biaya dana. Jadi untuk penyaluran kredit tahun ini akan kita optimalkan dari tambahan modal dulu," kata.

Mayoritas pembiayaan BCA Syariah masih akan ditargetkan dari segmen komersial. Namun, segmen UMKM akan terus dijaga di atas level 20% sejalan dengan ketentuan Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: Sukuk ritel (sukri) seri SR012 segera dijual, bagaimana prospeknya?

Tahun lalu, BCAS mencatatkan pembiayaan Rp 5,6 triliun atau tumbuh 15,2% YoY. Bank sudah berhasil menyalurkan pembiayaan UMKM sesuai ketentuan yakni 20,96%. Adapun penyaluran ke segmen komersial mencapai 76,59% dan konsumer 2,45%.

Untuk segmen komersial, bank ini masih akan tetap lebih banyak menyasar sektor perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Namun, sektor infrastruktur tetap juga akan didukung lewat pembiayaan sindikasi ke perusahaan-perusahaan BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×